REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Porsi penyaluran pembiayaan fintech syariah terhadap total penyaluran di industri fintech diharapkan bisa meningkat. Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama (AFPI), Kuseryansyah, melihat porsi fintech syariah mampu mencapai angka 7 persen pada tahun depan.
"Tahun lalu porsinya memang masih kecil sekitar 2 sampai 3 persen, tapi tahun depan kita lihat bisa naik bahkan di atas porsi perbankan syariah," kata Kuseryansyah dalam acara media gathering di Jakarta, Selasa (14/1).
Menurut Kuseryansyah peningkatan tersebut akan ditopang oleh faktor platform fintech syariah yang terus bertumbuh. Kuseryansyah melihat akan semakin banyak penyelenggara fintech syariah baru yang bermunculan dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Faktor lainnya dari sisi kesiapan infrastruktur. Dalam waktu dekat, menurut Kuseryansyah, dukungan terhadap infrastruktur teknologi akan segera disempurnakan. Ditambah dengan dilengkapinya ekosistem syariah, pertumbuhan fintech syariah akan sangat pesat dalam dua tahun ke depan.
Kuseryansyah mengakui, dari sisi teknologi dan industri pendukungnya, fintech syariah masih jauh tertinggal dengan fintech konvensional. Oleh sebab itu, industri fintech syariah sangat perlu membenahi kekurangan-kekurangan tersebut.
"Kendalanya ekosistem pendukung belum siap. Ketika ini ready, pertumbuhannya pasti akan pesat," tutur Kuseryansyah.
Sebagai informasi, total penyaluran pembiayaan di industri fintech pada tahun lalu sekitar Rp50 triliun. Sementara total penyaluran dari fintech syariah hanya menyentuh angka Rp1 triliun.
Pada tahun ini, AFPI menargetkan penyaluran pembiayaan di industri fintech mencapai Rp75 triliun atau naik 50 persen dari pencapaian tahun lalu. Sedangkan penyaluran melalui fintech syariah diproyeksi bisa menyentuh Rp5 triliun atau naik lima kali lipat dari pencapaian tahun lalu yang hanya sebesar Rp1 triliun.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
