Jumat 10 Jan 2020 14:43 WIB

Amru Bin Taghlib, Sahabat Nabi Muhammad yang Ikhlas

Amru Bin Taghlib tak diberikan harta rampasan perang oleh Nabi Muhammad.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Amru Bin Taghlib, Sahabat Nabi Muhammad yang Ikhlas. Foto: Berbuat ikhlas (Ilustrasi).
Foto: www.moslemsubang.wordpress.com
Amru Bin Taghlib, Sahabat Nabi Muhammad yang Ikhlas. Foto: Berbuat ikhlas (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Amru Bin Taghlib adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang namanya tercatat dalam deretan hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Amru bin Taghlib yang lahir di Basarah, Irak itu menjadi sahabat yang turut serta dalam perjuangan dakwah Nabi Muhammad.

Ia merupakan contoh sahabat Rasulullah yang memiliki keikhlasan atas amal yang diperbuatnya. Dalam hatinya Amru bin Taghlib dipenuhi rasa kecukupan dan hanya berharap balasan kebaikan dari Allah SWT. Secuil hikmah tentang Amru bin Taghlib dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah seperti yang diriwayatkan Imam Bukhari nomor 7535 dalam Fathul Bari. Atau hadits serupa juga bisa ditemukan dalam hadis riwayat Abu Daud 4683 dalam Baitul Afkar ad Daulilah atau hadits riwayat Nasai nomor 4992 dalam Makabatu Al Ma'arif Riyadh atau dalam kitab Riyadhus Shalih.

Baca Juga

Pada hadis yang melalui jalur Muhammad bin Al Fadlol atau Abu An Nu'man, Jarir bin Hazim bin Zaid atau Abu An Nadlor, Al Hasan bin Abi Al Hasan Yasar atau Abu Sa'id, dan Amru bin Taghlab itu Rasullulah menjelaskan tentang keutamaan yang dimiliki Amru bin Taghlib.

Dalam hadis itu dijelaskan Rasulullah membagi-bagikan harta rampasan perang kepada para sahabat. Namun tak semua sahabat memperoleh bagian. Termasuk yang tidak menerima adalah Amru bin Taghlab.

Dan di antara orang-orang yang tidak memperoleh harta rampasan perang itu ada beberapa di antaranya yang menggerutu, mencela sikap Rasul karena sebab tidak membagikan harta rampasan kepada sebagian lainnya.

Lantas Rasulullah pun menjelaskan tentang mengapa ada sebagian orang diberi harta rampasan perang dan sebagian lainnya tak mendapatkan apapun. Rasul menjelaskan sebagian orang diberikan harta rampasan perang itu karena dalam hatinya masih terdapat keluh kesah dan ketakutan terhadap kehidupan dunia.

Sementara Rasullulah menjelaskan bahwa orang-orang yang tidak mendapatkan bagian harta rampasan perang itu lebih disenangi dan dicintai. Rasulullah menjelaskan di antara orang-orang yang tidak mendapatkan harta rampasan itu ada yang hatinya senantiasa diberikan Allah dengan kecukupan dan kebaikan, Rasulullah menyebut salah satu orang itu adalah Amru bin Taghlib.

"Sungguh, ada orang yang kuberi dan ada yang tidak kuberi, namun yang tidak aku beri lebih aku sukai dari pada yang aku beri, beberapa orang aku beri karena hati mereka masih ada keluh kesah dan ketakutan, dan beberapa orang aku percayakan kepada kecukupan dan kebaikan yang telah Allah jadikan pada hati mereka, diantara mereka ialah Amru bin Taghlib." begitu kutipan ringkas hadits tersebut.

Penjelasan Rasulullah itu pun terdengar beberapa saat oleh Amru bin Taghlib. Ia pun mengatakan ucapan Rasulullah lebih dicintainya dan tak ingin menukarnya dengan  unta-unta merah yakni jenis unta yang paling bagus dan mahal.

Dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 2 yang judul aslinya Bahjatun Naazhiriin Syarh Riyaadhish Shaalihin, Syekh Salim bin Ied Al Hilali menjelaskan di antara kandungan hadits itu selain menjelaskan ketutamaan Amru bin Taghlib yakni mengajarkan pada seorang mulim untuk ridha terhadap rizki yang diterima tanpa harus meminta dan memaksa. Dari kisah itu juga dapat dipetik hikmah bahwa harta kekayaan dan kenikmatan dunia bukan merupakan tolak ukur kemuliaan dan kehormatan seseorang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement