Kamis 09 Jan 2020 22:29 WIB

3 Profesor IPB Berikan Orasi di Pengukuhan Guru Besar Tetap

Rekstor IPB bersama dua profesor lain akan dikukuhkan sebagai guru besar tetap.

Institut Pertanian Bogor (IPB).
Foto: IPB
Institut Pertanian Bogor (IPB).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tiga profesor IPB University akan menyampaikan orasi ilmiah pada upacara pengukuhan sebagai guru besar tetap pada Fakultas Ekologi Manusia, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, serta Fakultas Matematika dan IPA. Rektor IPB University Arif Satria bersama Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Nunung Nuryartono, serta Guru Besar Fakultas MIPA IPB Universiy Sri Budiarti akan menyampaikan orasi ilmiah pada penganugerahan guru besar tetap IPB University.

Proses penganugerahan guru besar tetap itu akan diselenggarakan di Gedung Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Sabtu (11/1), dan dihadiri Dewan Profesor serta undangan lainnya.

Baca Juga

Arif Satria akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul Perlu Penguatan Kolaborasi dalam Tata Kelola Baru Sumber Daya Alam yang menyoroti soal krisis lingkungan.

Guru besar tetap pada Fakultas Ekologi Manusia ini menjelaskan salah satu penyebab krisis lingkungan adalah limbah plastik yang tidak terurai.

"Indonesia adalah negara terbesar kedua yang menimbun limbah plastik setelah China. Indonesia menimbun limbah plastik sekitar 0,50 hingga 1,29 juta ton per tahun," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dari sekitar 125 juta kawasan hutan, ada sekitar 35 juta hektar dalam kondisi rusak berat. "Dengan kondisi itu, Indonesia berpotensi mengalami krisis air bersih pada 2025," katanya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Nunung Nuryartono akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul Implikasi Ekonomi Inklusi Keuangan terhadap Kualitas Pembangun Nasional: Fakta, Tantangan, dan Strategi.

Nunung Nuryartono meneliti pembangunan ekonomi inklusif di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Negara berkembang menghadapi fakta dan tantangan, yakni kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial, terutama di pedesaan.

Jika mencermati indeks pembangunan di Indonesia, pada 2008 hingga 2017, terjadi ketimpangan ekonomi dan sosial yang semakin meningkat. "Dari hasil penelitian ini, saya mengusulkan agar Pemerintah mendorong pembangunan finansial inklusif yang melibatkan semua pihak dalam proses pembangunan. Hal ini akan menurunkan ketimpangan ekonomi dan sosial," kata Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Manajemen ini.

Sementara itu, Guru Besar Departemen Biologi pada Fakultas MIPA, Prof Dr Sri Budiarti, akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul Strategi Menghadapi Infeksi Bakteri Resisten terhadap Antibiotik.

Menurt Sri Budiarti, penggunaan antibiotik dalam waktu yang lama menjadi salah satu faktor bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.

Sri Budiarti yang terus melakukan penelitian terhadap bakteri berhasil mengisolasi beberpa jenis bakteri menjadi bakteriofag yang dapat melawan bakteri yang resistem terhadap antibiotik ini.

"Namun, bakteriofag itu baru sebatas penelitian, belum digunakan di dunia kedokteran. Bakteriofag itu karakternya spesifik, hanya bisa melawan satu jenis bakteri saja," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement