REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Ratusan siswa SDN Malangnengah 1 Kabupaten Purwakarta terpaksa bersekolah di kantor desa pada semester genap ini. Hal tersebut lantaran bangunan sekolahnya terdampak proyek kereta cepat Jakarta - Bandung.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta Purwanto mengatakan relokasi siswa dilakukan sementara hingga pembangunan gedung pengganti rampung dikerjakan oleh PT KCIC. Kantor desa menjadi alternatif lokasi sementara karena masih menampung murid walaupun dibagi menjadi dua jadwal.
Purwanto menilai relokasi terpaksa dilakukan agar anak-anak tetap bisa bersekolah sebagaimana mestinya. Ia pun meminta jam belajar tetap disesuaikan sebagaimana mestinya agar anak-anak tidak ketinggalan pelajaran.
“Nggak boleh ada pengurangan jam belajar. Pembelajaran harus normal belajar seperti biasanya,” kata Purwanto ditemui disela-sela kegiatannya di Tajug Gede Cilodong, Selasa (7/1).
Ia mengatakan para siswa harus tetap mendapat haknya mendapat ilmu di sekolah. Meskipun saat ini bukan di sekolah seperti biasanya jam belajar harus tetap sesuai kurikulum. Kalaupun keterbatasan kelas, maka KBM bisa dibagi menjadi dua jadwal yakni pagi hingga siang dan siang hingga sore.
Menurutnya, saat ini yang terpenting adalah KBM bisa berjalan sambil menunggu pembangunan gedung baru yang sedang dikerjakan. Terkait situasi yang kondusif, ia pun meminta memaklumi karena bangunan yang ditempati saat ini terbatas.
“Kalau bising nggak apa-apa daripada gak belajar. Sekolah biasa juga sama saja bising suara motor. Kalau sekarang tempatnya nggak sesuai ya wajar namanya tempat sementara,” ujarnya.
Ia menuturkan PT KCIC sudah mulai membangun sekolah di lokasi baru sejak akhir Desember lalu. PT. KCIC menjanjikan gedung baru bisa selesai dibangun selama tiga bulan.
“Pembangunan harus sesuai dengan keinginan kita. Harus sesuai dengan yang sebelumnya agar nggak ada yang dirugikan,” ucapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
