REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matalli mengimbau para pemilik menara "Based Transmitter Station"(BTS) agar intensif melakukan pengecekan kondisi menara. Hal ini sebagai tindakan preventif atau mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan seperti roboh.
"Yang punya menara di sini tidak hanya RRI, kejadian ini seperti ini supaya jadi perhatian mereka untuk melakukan pengecekan rutin," kata Marullah saat meninjau lokasi menara BTS RRI roboh di Radio Dalam Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (23/12).
Menurut Marullah, dengan dilakukannya pengecekan rutin oleh para pemilik, maka kejadian menara BTS roboh tidak akan terulang lagi di wilayahnya. Saat ditanya berapa jumlah menara BTS di wilayah Jakarta Selatan, Marullah mengatakan, tidak memiliki data tersebut.

Warga membongkar bagian menara Based Transmitter Station (BTS) yang roboh di kawasan Radio Dalam, Jakarta, Senin (23/12).
Marullah mengatakan, di wilayah Jakarta Selatan sudah ada tim khusus yang mengawasi keberadaan menara BTS. Tugas tim untuk mengecek kondisi menara layak atau tidak."Kalau tidak layak ada rekomendasi, dilakukan langkah-langkah tertentu seperti perbaikan, renovasi dan lain-lain," katanya.
Dari hasil tinjauannya, Marullah tidak ingin mengomentari persoalan teknis, dan menyerahkan persoalan penanganan evakuasi maupun bantuan kepada pemilik rumah yang tertimpa menara kepada RRI.

Warga melintasi di dekat Menara Based Transmitter Station (BTS) yang roboh di kawasan Radio Dalam, Jakarta, Senin (23/12).
Menara BTS RRI setinggi kurang lebih 100 meter yang terletak di kantor RRI Pusat Jalan Antena 7, Radio Dalam, Kebayoran Baru, roboh pada Minggu (22/12) sekitar pukul 15.55 WIB menimpa dua unit rumah, satu masjid di komplek RRI dan satu buah bajaj. Saat peristiwa tersebut terjadi, di wilayah Jakarta Selatan sedang turun hujan.