Senin 23 Dec 2019 17:50 WIB

Aplikasi Mahasiswa UMM Bantu Masyarakat Melek Obat-Obatan

Obat-obatan resmi yang dijual bebas di pasaran masih memiliki informasi yang kurang.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat Sistem Pintar Informasi Obat (SIPINO).
Foto: Dok Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat Sistem Pintar Informasi Obat (SIPINO).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat sistem translator informasi obat dengan memindai gambar kemasan (scan packaging). Aplikasi bernama Sistem Pintar Informasi Obat (SIPINO) ini diciptakan untuk mendukung masyarakat melek literasi kesehatan.

Perwakilan Tim Oktario Aldila Fachri menjelaskan, ide pembuatan SIPINO dilatarbelakangi dengan tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap obat-obatan yang masih rendah. Sebab, beberapa obat-obatan resmi yang dijual bebas di pasaran masih memiliki informasi yang kurang. Beberapa di antaranya sudah terdapat informasi tapi pengguna jarang membaca komposisinya.

Baca Juga

"Hal ini dilatari beberapa alasan seperti tulisan informasi berukuran terlalu kecil sehingga sulit untuk dibaca," ucap Oktario.

Atas dasar kondisi tersebut, Oktario bersama Kharisma Muzaki Ghufron dan Rahmah Hutami Ramadhani menciptakan SIPINO. Timnya menggunakan teknologi Optical Character Recognition (OCR) pada proses penangkapan citra gambar. Kemudian diterapkan pada perangkat ponsel pintar android melalui perangkat lunak kerangka, Tensorflow.

"Perangkat ini membantu untuk pengolahan gambar dari hasil penangkapan citra yang didapat dari perangkat ponsel,” jelas Oktario dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (23/12).

Oktario juga menerangkan, literasi kesehatan umumnya dikaitkan dengan kemampuan membaca dan memahami resep obat. Sementara hasil penelitian menyebutkan, tingkat literasi kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah. Kondisi ini menyebar masyarakat cenderung sembarangan mengkonsumsi obat-obatan tanpa tahu efek yang bakal ditimbulkan.

Untuk mendukung peningkatan literasi, maka dapat dilakukan dengan penyampaian informasi secara mudah dan cepat. Salah satunya dengan menggunakan informasi yang sudah didapatkan melalui laman resmi milik lembaga negara yaitu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Dan aplikasi kami mempermudahnya,” katanya.

Menurut Oktario, situs pom.go.id sebenarnya telah memiliki beberapa atribut yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi mengenai obat berdasarkan nama produk. Beberapa atributnya seperti komposisi beserta deskripsinya, bentuk kesediaan, masa berlaku dan tanggal terbit. Di substansi komposisi terdapat informasi detail mengenai komposisi sehingga ini yang akan ditampilkan pengguna.

Seperti diketahui, saat ini banyak masyarakat telah menggunakan ponsel pintar di kehidupan sehari-hari. Menurut Oktario, ini menjadi peluang untuk mengembangankan informasi terkait obat-obatan sehingga mudah diakses oleh masyarakat. Terlebih, aplikasi SIPINO turut mengintegrasikan sistem informasi daring milik BPOM.

Selain menginformasikan jenis, komposisi, dan efek obat, aplikasi mahasiswa UMM juga bisa memastikan status produk obat-obatan. Dalam hal ini, status penjualan obat di pasaran dan izin dari BPOM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement