Senin 23 Dec 2019 22:17 WIB

STIAMI Siapkan Strategi Lima Tahun Kedepan

Strategi STIAMI antara lain peningkatan SDM, tata kelola kelembagaan, dan inovasi

Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Panji Hendrarso saat penyelenggaraan wisuda periode semester ganjil Tahun Akademik 2019-2020
Foto: STIAMI
Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Panji Hendrarso saat penyelenggaraan wisuda periode semester ganjil Tahun Akademik 2019-2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Panji Hendrarso mengatakan lembaganya terus berupaya menjadi perguruan tinggi yang unggul di berbagai bidang. Untuk mencapainya, perguruan tinggi tersebut telah menetapkan 5 rencana strategis untuk lima tahun yang akan datang.

“Lima rencana ini akan kami kerjakan selama kurun tahun 2019 hingga 2024 sebagai bagian dari upaya kami meningkatkan mutu dan kualitas perguruan tinggi maupun lulusan. Targetnya akreditasi kelembagaan bisa meningkat menjadi A,” kata Panji saat sambutan penyelenggaraan wisuda periode semester ganjil Tahun Akademik 2019-2020 pada pekan lalu. Wisuda yang digelar di Balai Samudera, Jakarta Utara tersebut diikuti oleh 724 wisudawan terdiri atas  19 wisudawan dari Program Vokasi, 662 wisudawan Program Sarjana dan 43 wisudawan Program Pascasarajana.

Kelima rencana itu meliputi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), peningkatan tata kelola kelembagaan, peningkatan kualitas pembelajaran dan mahasiswa, peningkatan penelitian dan PKM serta pengembangan inovasi. Menurutnya dengan dukungan SDM yang sudah ada dan berbagai perangkat lainnya yang sudah dimiliki oleh Institut STIAMI,  kelima rencana strategis tersebut akan lebih mudah dilakukan.

Terlebih beberapa diantaranya memang sudah dimulai seperti pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Institut STIAMI dimana pada pertengahan Agustus lalu, BNSP telah melakukan full asesmen terhadap LSP Institut STIAMI tersebut.

Rektor mencontohkan beberapa terobosan yang dilakukan dalam bidang pembelajaran.  Institut STIAMI  telah menerapkan system informasi dengan model single sign on (SSO), dan merintis system pembelajaran jarak jauh. Lalu menjalin kerjasama dengan LKBN Antara, PT Timah Tbk dan BRI dalam program magang mahasiswa.

Termasuk berpartisipasi dalam program ASEAN Student Volunteer dengan mengirimkan Aditya Nugraha, mahasiswa Fakultas Ilmu Administrasi dalam program yang melibatkan 10 negara ASEAN ditambah dua negara asing lainnya. Program yang digagas Kementerian Pendidikan Malaysia tersebut menjadi sebuah program bergengsi yang mempertemukan mahasiswa dari berbagai negara untuk sharing pengetahuan dan keahlian.

Ia juga menyontohkan terobosan yang dilakukan dalam bidang pembelajaran.  Institut STIAMI  telah menerapkan system informasi dengan model single sign on (SSO), dan merintis system pembelajaran jarak jauh. Lalu menjalin kerjasama dengan LKBN Antara, PT Timah Tbk dan BRI dalam program magang mahasiswa.

“Untuk percepatan internasionalisasi kampus, kami memiliki program share learning dengan University Kebangsaan Malaysia,” tambah Rektor. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke berbagai universitas asing seperti Osaka Perfecture University Osaka Japan dan Kansai University Of International Studies  – Kansai Japan.

Dalam hal peningkatan kualitas dosen, Institut STIAMI lanjut Rektor telah menggelar berbagai kegiatan, diantaranya International Conference on Science and Technology in Administration and Management Information. Lalu Seminar Internasional yang diadakan di Hotel Horison Bekasi yang bertemakan “Creative Thinking for an Innovative Business : Challenge Towards Industrial Revolution 4.0” pada Ahad, 6 Oktober 2019 di Bekasi.

Sementara itu, Prof. Dr. Ir. Mochammad Sasmito Djati, MS, IPU dalam orasi ilmiahnya mengingatkan berbagai tantangan yang akan dihadapi oleh generasi muda terkait dengan revolusi industry 4.0. Lulusan Institut STIAMI harus adaptif terhadap perkembangan zaman.

“Nanti akan banyak jenis pekerjaan hilang dan disisi lain, jenis pekerjaan baru akan bermunculan. Inilah mengapa lulusan perguruan tinggi harus adaptif,” katanya.

Untuk menjadi lulusan yang adaptif, pencapaian prestasi akademik berupa IPK yang tinggi tidaklah cukup. Harus dibarengi dengan kecakapan atau ketrampilan hidup, kreativitas dan inovatif.

Tetapi guru besar Universitas Brawijaya tersebut yakin lulusan Institut STIAMI bisa menghadapi berbagai tantangan yang ada di depan mata. Mengingat Institut STIAMI telah menetapkan pembentukan ahlak mahasiswa melalui kegiatan bina iman menjadi upaya penting dalam peningkatan mutu dan kualitas lulusan.

“Dengan bekal iman yang kuat seperti yang diajarkan oleh agama, maka setiap tantangan yang dihadapi akan lebih mudah kita selesaikan,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement