Kamis 19 Dec 2019 14:22 WIB

Baru 5 Kampus Swasta di Jabar Akreditasi A

LLDikti terus mendorong akreditasi kampus.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
LLDikti terus mendorong akreditasi kampus. Foto: Mahasiswa dan mahasiswi di universitas, ilustrasi
Foto: Fox
LLDikti terus mendorong akreditasi kampus. Foto: Mahasiswa dan mahasiswi di universitas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Perguruan Tinggi di Jabar khususnya Perguran Tinggi Swasta (PTS) di Jabar masih belum banyak yang terakreditasi A. Menurut Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah 4 Jawa Barat, Uman Suherman, saat ini PTS di Jabar yang sudah mendapatkan akreditasi A baru 5 PTS. Yakni, Telkom University, Universitas Parahyangan, Unisba, dan Unpas.

"Tapi kalau  disatukan dengan PTN (perguruan tinggi negeri) sudah lumayan tapi kan UIN tidak di bawah kami," ujar Uman usai menghadiri wisuda Universitas Winaya Mukti (Unwim) di Pusdai Jabar, Kamis (19/12).

Baca Juga

Uman menjelaskan, IPB akreditasinya sudah A, Unpad sudah A, UPI sudah A Politeknik kedua-duanya juga sudah A. "Jadi sudah lebih dari 10 PTN/PTS di Jabar totalnya yang akreditasi A dari jumlah peguruan tinggi di Jabar sekitar 486. Memang, pekerjaan rumahnya masih banyak," katanya.

Namun, kata Uman, ia bersyukur dalam dua tahun ini jumlah yang terakreditasi semakin banyak. Misalnya, pada 2018 lalu jumlah yang terakreditasi B baru baru 30  perguruan tinggi, sekarang sudah 106.

Saat ditanya tentang upaya yang dilakukan untuk mendorong akreditasi, Uman mengatakan, akreditasi itu bukan awal tapi akhir dari pekerjaan kampus yang harus melakukan penjaminan mutu kurikulum. Serta, memiliki relevansi kualitas dosen yang harus terus dijaga kualitasnya, pembelajaran harus dijaga, kualitas penilaian harus dijaga dan penelitian pengembangan keilmuan harus dilakukan.

"Publikasi ke masyarakat juga harus ditingkatkan baru bisa dapat akreditasi," katanya.

Terkait kesulitan yang dihadapi perguran tinggi untuk memproses akreditasi,  menurut Uman, tak sedikit kampus yang tidak memiliki dosen tetap. Jadi, bagaimana bisa meningaatkan kualitas terbaik kalau dosen saja masih pinjam dari orang lain.

"Karena itu saya memberikan penegasan tidak bisa kampus pinjam kepada orang lain selain menambah dan pengembangan. Nah kalau pengembangan boleh minimal satu Prodi dosen lima supaya kalau 10, yang dosen pinjammya lima. Tapi ga boleh kalau kesepuluh dosennya pinjam kepada orang lain," papar Uman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement