REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini memberikan banyak kemudahan bagi masyarakat, termasuk dalam mengakses ilmu pengetahuan. Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menyebut dirinya sebagai balai nasional ilmu pengetahuan dan kebudayaan sejak 2016 telah mengembangkan Kanal Pengetahuan.
Melalui Kanal Pengetahuan ini, segala informasi dan ilmu pengetahuan yang ada di UGM tidak hanya menjadi milik sivitas akademika UGM, tetapi masyarakat luas pun kini punya hak untuk memperoleh pengetahuan dari kampus yang didirikan 70 tahun lalu ini. "Kanal Pengetahuan ini menjadi wujud dan semangat bagi UGM untuk mengimplementasikan sebagai kampus inklusif," kata Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) UGM, Dr Hatma Suryatmojo.
Dengan mengakses laman kanalpengetahuan.ugm.ac.id, lanjut Hatma, masyarakat dapat melihat konten berita, pendidikan, penelitian, pengabdian, menara ilmu, dokumenter, serta konten seni dan budaya yang diunggah di kanal pengetahuan masing-masing fakultas.
Menurutnya, sejak ada Kanal Pengetahuan maka setiap fakultas harus menyiapkan tim khusus yang secara rutin mengunggah konten dalam bentuk artikel, infografis, maupun video. Setiap bulannya, masing-masing fakultas mengunggah dua sampai tiga konten. Saat ini UGM mempunyai 18 fakultas dan dua sekolah, serta lebih dari 250 program studi.
Hatma mengungkapkan, di samping menjadi sarana untuk membagikan ilmu kepada masyarakat umum, Kanal Pengetahuan juga menjadi sarana pembelajaran eksternal bagi mahasiswa UGM sendiri. "Kanal ini sejalan dengan strategi UGM dalam mengembangkan inovasi pembelajaran di kampus dengan memberikan muatan paparan kompetensi global serta pembelajaran berbasis visual atau visual based learning," katanya.
Ia mengatakan, setelah sukses mengembangkan Kanal Pengetahuan, UGM juga mempunyai kanal TV UGM atau UGM Channel yang khusus menampilkan konten-konten audio visual yang bisa disaksikan secara langsung melalui laman channel.ugm.ac.id. "Kami berharap masyarakat semakin mudah mengakses konten-konten yang menjadi sumber inspirasi dan motivasi," harapnya.
Penyandang disabilitas
Diakui Hatma, UGM terus berkomitmen meningkatkan kualitas dan akses pendidikan tinggi bagi seluruh kalangan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. Upaya UGM menjadi kampus inklusif yang ramah dan non diskriminatif bagi penyandang viabilitas telah diwujudkan dengan pengembangan sarana fisik yang mudah diakses mahasiswa serta sistem pengajaran yang ramah disabilitas. "Pada 2020 mendatang UGM akan mendirikan Unit layanan Disabilitas yang berfokus pada layanan dan dukungan akses," katanya.
Komitmen UGM menyediakan pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas ini menurut Hatma dibuktikan dengan menerima mahasiswa dari kalangan disabilitas. Saat ini terdapat 14 mahasiswa penyandang disabilitas yang tengah berjuang menyelesaikan studinya. Tidak sedikit juga yang berhasil lulus dengan baik dan bahkan mencetak pretasi yang membanggakan hingga kancah internasional.
Salah satunya, Muhammad Fahmi Husein (22), mahasiswa penyandang disabilitas yang telah berhasil menyelesaikan kuliah D3 Prodi Komputer dan Sistem Informasi Sekolah Vokasi ini menyabet penghargaan tingkat nasional maupun internasional. Antara lain Medali Perak Seoul Internasional Invention Fair 2018, Special Award dari King Abdul Aziz University, Mahasiswa Berprestasi Favorit UGM 2019 dan Pemuda Difabel Berprestasi dalam Anugerah Kepemudaan 2019 dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.