Jumat 13 Dec 2019 17:57 WIB

Dinilai Kerap Jadi Masalah, Purwakarta Dukung UN Diganti

UN ini seperti menyamaratakan kemampuan siswa di seluruh daerah.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 10 Solo, Rabu (24/4).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMP Negeri 10 Solo, Rabu (24/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Pemerintah Kabupaten Purwakarta menyambut baik rencana pemggantian Ujian Naisonal (UN) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makariem. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto mendukung gebrakan Mendikbud yang akan mengganti ujian nasional (UN). Sebab, Purwanto menilai adanya UN kerap membuat masalah di daerah.

“Semua kebijakan tentu dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah. Termasuk, soal UN yang kerap menjadi masalah di daerah,” kata Purwanto, Jumat (13/12).

Baca Juga

 

Ia mengatakan Mendikbud pasti telah mengkaji baik buruknya rencana penggantian ujian nasional (UN) pada 2021 mendatang. Termasuk berkoordinasi dengan tim, ahli, juga presiden untuk membuat kebijakan yang dinilai cukup fenomenal ini. Menurutnya pelaksanaan UN selama ini seringkali membuat siswa stres. Karenanya diharapkan kebijakan ini dapat membuat siswa dan orang tua bisa bernafas lega.

“Jadi, kami setuju jika UN dihapuskan. Karena, ujian tersebut hanya akan meningkatkan stress siswa saja," ujarnya.

Ia juga menganggap UN yang dilaksanakan selama ini tidak terlalu efektif. Karena, UN ini seperti menyamaratakan kemampuan siswa di seluruh daerah. Padahal proses pembelajaran berbeda-beda di setiap sekolah dan daerah.

Untuk Purwakarta, kata dia, kemampuan pelajar SD dan SMP di Purwakarta akan berbeda jika dibandingkan dengan pelajar di Jakarta. Hal ini, tentu dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti, faktor sarana dan prasana yang berbeda.

“Jelas, pelajar SD dan SMP di Purwakarta, kemampuannya akan berbeda dengan pelajar Jakarta,” ujarnya.

Ia pun berharap kebijakan ini dapat memberikan dampak positif pada peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Termasuk memcetak generasi yang lebih unggul dan inovatif ke depannya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purwakarta Iyus Permana juga mendukung kebijakan Mendikbud tersebut. Menurutnya pelaksaan UN yang dijalankan selama ini harus dievaluasi mengikuti kebutuhan saat ini. “Ya karena mutu atau kualitas pendidikan tidak sama, ujiannya disamakan banyak anak didik yang jadi stres menghadapi UN,” kata Iyus.

Oleh karenanya, ia sangat mendukung kebijakan penggantian sistem kelulusan sekolah dengan UN selama ini. Apalagi banyak pihak yang juga mendukung langkah Mendikbud yang dinilai menjadi angin segar di bidang pendidikan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement