Rabu 11 Dec 2019 19:57 WIB

Nadiem Yakin Penghapusan UN tak Hasilkan 'Siswa Lembek'

Pergantian sistem UN dengan penilaian kompetensi akan memberi tantangan bagi sekolah.

Rep: Sapto Andika Candra / Red: Ratna Puspita
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.
Foto: Republika/Inas Widyanuratikah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim optimistis kebijakannya menggantikan Ujian Nasional (UN) dengan assessment (penilaian) kompetensi tidak akan menghasilkan 'siswa lembek'. Menurutnya, pergantian sistem UN dengan penilaian kompetensi justru akan memberi tantangan yang sesungguhnya bagi sekolah.

Sekolah, ujarnya, dituntut menerapkan pola pembelajaran yang tidak semata berisi hafalan materi. "Malah lebih men-challenge sebenarnya," Nadiem ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (11/12).

Baca Juga

"Tapi yang men-challenge itu bukan muridnya, yang men-challenge itu buat sekolahnya untuk segera menerapkan hal-hal di mana pembelajaran yang sesungguhnya terjadi, bukan penghafalan," kata Nadiem.

Ujian Nasional, ujar Nadiem, tetap akan dijalankan pada 2020 nanti. Baru pada 2021, UN sepenuhnya diganti dengan penilaian kompetensi dan survei karakter.

Penilaian kompetensi nantinya tidak akan berdasar mata pelajaran saja, namun juga numerasi-literasi dan survei karakter siswa. Kemampuan literasi, yakni kemampuan bernalar dengan bahasa, sedangkan kemampuan numerasi terkait kempuan bernalar dengan matematika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement