Senin 09 Dec 2019 19:52 WIB

Tingkatkan Skor PISA Berawal dari Mutu Guru

Skor PISA Indonesia masih di bawah rata-rata negara OECD.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Skor PISA Indonesia masih di bawah rata-rata negara OECD. Foto: Sejumlah siswa SMPN 195 Duren Sawit melakukan kegiatan belajar di sekitar Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur, Rabu (6/2).
Foto: dokrep
Skor PISA Indonesia masih di bawah rata-rata negara OECD. Foto: Sejumlah siswa SMPN 195 Duren Sawit melakukan kegiatan belajar di sekitar Kanal Banjir Timur, Jakarta Timur, Rabu (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua PB PGRI Dudung Koswara mengatakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang pelajaran sains, matematika dan kemampuan membaca dalam PISA (Programme for International Students Assessment) harus berawal dari mutu gurunya. Dengan guru yang berkualitas, maka siswa mampu untuk menghadapi semua bidang pelajaran secara baik.

“Skor PISA Indonesia kan rendah di bidang sains, matematika dan kemampuan membaca berarti kedepannya yang harus ditingkatkan motivasi dan kompetensi gurunya. Kuncinya ada di guru. Semua siswa mengikuti gurunya. Kalau gurunya hebat yang pasti siswanya akan hebat,” katanya saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (8/12).

Baca Juga

PISA adalah asesmen yang dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) terhadap kemampuan membaca, matematika, dan sains siswa berumur 15 tahun, di 79 negara. Diketahui, skor rata-rata kemampuan siswa Indonesia dalam membaca yakni 371, jauh dibawah rata-rata OECD yakni 487. Untuk skor rata-rata matematika siswa Indonesia yakni 379, sedangkan skor rata-rata OECD 487. Untuk sains, skor rata-rata siswa Indonesia yakni 389, sedangkan skor rata-rata OECD yakni 489.

Menurut dia, saat ini para guru masih rendah untuk mengikuti pelatihan dan mengembangkan dirinya sendiri. Padahal, lanjut dia, hal tersebut penting ditingkatkan agar siswanya selalu berkembang terhadap daya pikirnya setiap hari. Sehingga siswa bisa mengerjakan semua soal dan memiliki daya tangkap pikiran yang cepat.

Selain itu, kata dia, para guru tidak boleh menunggu pelatihan dari pemerintah saja. Mereka harus mandiri dan sadar diri untuk mengembangkan kemampuannya.

Sebab, mereka memilih menjadi profesi guru yang memiliki tanggung jawab untuk pendidikan siswanya. Ia mencontohkan para guru harus mengambil pelatihan, seminar dan program yang bisa menambah kemampuan dalam bidang apapun.

“Apalagi di daerah, butuh perhatian ekstra dari pemerintah karena disana semua serba terbatas. Seperti listrik, kuota guru dan letak sekolahnya yang jauh-jauh. Nah, ini juga pemerintah harus memikirkan gimana caranya para guru ini tersalurkan di daerah pinggiran dan perbatasan?,” kata dia.

Dudung berharap kedepannya para guru harus meningkatkan kompetensi matematika, sains dan kemampuan membaca dengan metode yang dimiliki para guru masing-masing.

“Semua guru tidak sama begitupun siswanya. Jadi, gimana caranya guru ini bisa mengajar dan diterima baik oleh siswanya. Sehingga tujuan pengertian setiap pelajaran tersampaikan ke siswanya. Kemendikbud juga harus memikirkan caranya untuk meningkatkan mutu guru,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement