Selasa 03 Dec 2019 08:55 WIB

Tip Imbangkan Akademik-Organisasi Ala Lulusan Terbaik UMM

Sophia Mega Sabila menjadi lulusan terbaik UMM dari FISIP.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Lulusan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sophia Mega Sabila.
Foto: Umm
Lulusan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sophia Mega Sabila.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aktif berkegiatan di luar kampus bukan berarti tak bisa unggul di bidang akademik. Hal ini yang dibuktikan lulusan terbaik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Sophia Mega Sabila.

Selain banyak menghasilkan karya, Mega masih bisa meraih predikat terbaik dalam gelar kelulusan wisuda periode IV Tahun 2019 UMM, Sabtu (30/11) lalu. Ia lulus dengan IPK 3,85. Capaian ini tentu tidak mudah diraih bagi mahasiswa pada umumnya.

Menjadi influencer, youtuber atau admin media sosial saat ini telah menjadi profesi yang kian digemari di era digital. Sebab, profesi yang memanfaatkan platform digital ini tak terlalu memberi tekanan dan terikat jam kerja. Oleh sebab itu, Mega pun mencoba memanfaatkan berbagai kecanggihan platform digital.

Saat ini Mega mempunyai sejumlah saluran khusus untuk menyuarakan kegelisahan, minat dan hasil pembelajarannya selama menempuh perkuliahan di Program Studi Ilmu Komunikasi UMM.  Mega terampil memanfaatkan berbagai platform digital. Beberapa di antaranya seperti video blog (Vlog), Instagram, Twitter, atau YouTube untuk menjalankan hobinya.

Selain aktif di dunia digital, ia juga aktif sebagai pegiat gerakan literasi non-daring. Hal itu berawal dari ketidakpahamannya dalam memilih dan memilah buku yang seharusnya dibaca untuk menggali pengetahuan. Namun, semenjak Mega aktif menjadi Booktuber (saluran reviewer buku di Youtube), ia sering bertemu orang-orang yang gemar pula membaca dan mengulas buku.

Sekitar awal 2019, ia menelurkan karya anyar pribadinya yaitu Lo Ngerti Siapa Gue: Membangun Personal Branding melalui Media Sosial Tanpa Perlu Jadi Selebgram. Mega mengajak untuk mengenal diri.  "Aku nangkap fenomena, banyak anak setelah lulus nggak semuanya tahu dia harus ngapain," jelasnya.

Selain itu, buku setebal 159 halaman itu juga turut menjelaskan tentang media sosial. Bukan tentang seberapa banyak jumlah pengikut atau menjadi selebgram. Meski dalam hal ini pada kenyataannya pikiran untuk menjadi yang terbanyak pengikutnya selalu muncul.

"Namun, ada alternatif lain dalam menggunakan media sosial, yaitu menciptakan personal branding yang memberi manfaat dalam kehidupan kita seseorang," kata Mega dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Selasa (3/12).

Ketika ditanya tentang bagaimana menyeimbangkan kegiatan di luar kampus dan kewajiban akademik, ia mengaku menyiasatinya dengan mengerjakan berbagai kewajiban tugas kampus dengan baik. "Ditambah aktif memperluas wawasan dan banyak baca di luar dari bahan bacaan yang diwajibkan di kelas," kata alumni Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang.

Ketika memilih aktif di luar kampus, kata dia, diperlukan konsistensi yang bagus. "Dilurusin niatnya, sering banget anak yang berkegiatan banyak di luar itu menegasikan kuliah," ujarnya.

Padahal, lanjutnya, kuliah itu mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, melalui kuliah juga sebenarnya dapat menjadi akses memperluas jaringan hingga ilmu-ilmu baru.

Semasa kuliah, Mega beberapa kali mendapatkan juara pertama di berbagai ajang lomba Public Relations tingkat nasional. Salah satunya di Oktober 2017 pada lomba Marketing Public Relations yang digelar di Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement