Selasa 26 Nov 2019 05:05 WIB

Panggilan Jiwa Guru Honorer Meski Nominal Gaji Mengerikan

Gaji atau upah gaji guru honorer ada yang hanya Rp 150 ribu per bulan.

Unjuk rasa mendesak pemerintah memperbaiki nasib para guru honorer (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN
Unjuk rasa mendesak pemerintah memperbaiki nasib para guru honorer (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Inas Widyanuratikah

Menjadi guru tidak terbayangkan sebelumnya oleh Nadia, seorang guru honorer muda yang mengajar di SMP Diponegoro Yogyakarta. Sebagai lulusan pendidikan seni musik, Nadia tadinya hanya ingin mengajar di tempat les atau secara privat.

Baca Juga

Suatu hari, ia mencoba mendaftar menjadi guru di SMP Diponegoro. Saat ini, akhirnya ia menjadi salah satu guru intra di sekolah tersebut. Di situ, ia menemukan kesenangan dalam mengajar. Bertemu murid-murid membuatnya merasa senang meskipun kadang ia menemukan tantangan tersendiri ketika ada anak yang sulit diatur.

Sebagai guru honorer, Nadia mengakui gaji yang ia dapatkan tidaklah besar. Itulah sebabnya hingga kini ia masih mengajar ekstrakurikuler di sejumlah sekolah lain. Menurutnya, pekerjaan yang ia jalani memang melelahkan. Namun, dirinya merasa senang dengan apa yang ia lakukan.

"Begitu ngajar di sekolah jadi guru,  jadi lebih menantang kegiatannya enggak cuma itu-itu saja. Menghadapi bocah yang beraneka ragam. Akhirnya sampai sekarang bertahan. Walaupun kalau dipikir-pikir dapatnya ya enggak seberapa, tapi kalau ikhlas plus senang yang ngejalanin ya jadinya happy," kata Nadia.

Nadia mengatakan, dirinya bukan termasuk guru honorer yang lama berkecimpung di dunia pendidikan. Namun, ia berharap ke depannya pemerintah bisa lebih memperhatikan guru honorer. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kompetensinya.

Kesejahteraan guru honorer juga harus diperhatikan. Ia berharap, ke depannya akan ada aturan yang lebih ketat yang mengatur soal standardisasi penerimaan gaji guru honorer. Di setiap jenjang pendidikan, dan juga berdasrakan pengalaman kerja ataupun keahlian. Sebab, faktanya saat ini masih banyak guru honorer yang gajinya di bawah UMR.

Pemerintah, lanjut Nadia, juga wajib memberikan informasi sejelas-jelasnya dan kesempatan seluas-luasnya terhadap guru honorer untuk mengikuti sertifikasi guru. Pemerintah juga meninjau kembali persyaratan dan kriteria sertifikasi yang menghambat guru honorer untuk mengikuti sertifikasi.

"Intinya, semoga guru honorer lebih diperhatikan lagi. Guru honorer juga sama dengan guru tetap dan yang lainnya dalam berusaha semaksimal mungkin mendidik peserta didik. Semoga guru honorer lebih dihargai lagi keberadaannya," kata Nadia.

Nadia termasuk salah satu guru honorer yang masih beruntung. Kondisinya yang belum berkeluarga menyebabkan dirinya lebih bebas dalam bekerja. Sehingga, ia bisa mendapatkan sumber pendapatan lain selain mengajar di sekolah intinya.

photo
Ratusan guru honorer antre saat melakukan verifikasi di Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (21/5/2019).

Berbeda dengan kisah guru-guru honorer yang ditemui oleh XXXFSGHI, Riyanto Agung Subekti. Beberapa waktu lalu sempat viral guru yang tinggal di toilet. Menurut dia, guru honorer yang hidup seperti itu masih banyak.

"Kami contoh lagi di daerah Bondowoso, teman kami pulang pergi kalau enggak hujan jalannya lancar, tapi kalau hujan dia lewat hutan. Becek. Ada lagi teman kami di Manokwari itu teman-teman mengeluh upah hanya Rp 350 ribu bahkan ada yang Rp 150 ribu. Itu sangat mengerikan," kata Riyanto.

Meskipun demikian, sama seperti Nadia, bagi mereka mengajar adalah sebuah panggilan jiwa. Masing-masing guru memiliki disiplin ilmu, yang menurut Riyanto harus tetap diberikan kepada anak-anak Indonesia.

"Walaupun bagaimanapun keadaannya kami berusaha dan berupaya," kata dia lagi.

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru honorer adalah melalui seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Pelaksanaan seleksi tersebut sudah selesai dan para peserta yang lulus telah diumumkan. Namun, hingga saat ini belum ada kelanjutan dari pengumuman kelulusan tersebut.

Pada Hari Guru Nasional yang diperingati pada 25 November ini, keduanya berharap agar pemerintah bisa segera mengatasi permasalahan pengangkatan guru honorer. Sebab, posisi mereka krusial dalam cita-cita generasi unggul Indonesia.

photo
Opsi Bagi Guru Honorer

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement