Senin 25 Nov 2019 08:30 WIB

UII Jadi PTS Berkinerja Penelitian Terbaik

Capaian UII ini sekaligus mengulang kesuksesan dua tahun sebelumnya.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Foto: Republika/Heri Purwata
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) berhasil menempati posisi pertama perguruan tinggi swasta (PTS) di Indonesia. UII menjadi yang terbaik berdasarkan penilaian kinerja penelitian periode 2016-2018.

Penilaian kinerja penelitian dimuat dalam SK Dirjen Penguatan Risbang nomor B/5678/E1.2/H.M.00.03/2019 per 13 November 2019 tentang klaster. Atau, pengelompokkan PT berbasis penelitian periode 2016-2018.

UII mendapat predikat PT klaster mandiri bidang penelitian. PT yang masuk dalam klaster mandiri mendapat kesempatan untuk mengakses dana penelitian dari pemerintah hingga Rp 30 miliar.

Saat ini, setidaknya ada 14 PTS yang tergolong dalam klaster mandiri, termasuk UII. Selain klaster mandiri, perguruan tinggi digolongkan ke dalam klaster utama, madya dan binaan.

Capaian UII ini sekaligus mengulang kesuksesan dua tahun sebelumnya. Ketika itu, UII menjadi PTS terbaik di Indonesia bidang penelitian yang dilakukan Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti.

Melalui itu, perguruan tinggi diminta melaporkan data-data kinerja penelitian dalam Simlitabmas. Rektor UII, Fathul Wahid, mengaku bersyukur UII masih dimudahkan Allah SWT menjaga kinerja penelitian. "UII masih menjadi yang terbaik, alhamdulillah," kata Fathul, Jumat (22/11).

Direktur Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII, Hendra Setiawan menilai, ini merupakan hasil kerja keras segenap civitas akademika. Baik di tingkat fakultas maupun program studi.

Ia menyebut, ada empat komponen penilaian yang menjadi sorotan dalam penilaian kinerja penelitian. Mulai sumber daya penelitian, manajemen penelitian, luaran penelitian dan profit penelitian secara komersial.

Hendra membenarkan, tentu tidak mudah mempertahankan capaian yang sama di tengah-tengah lonjakan pemeringkatan. Terlebih, saat ini mencapai 1.977 perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta.

"Namun, ke depan kami berkomitmen untuk bekerja lebih keras agar hasilnya lebih optimal karena tren persaingan pasti semakin ketat," ujar Hendra.

Hendra menjelaskan, salah satu tantangannya mendorong agar para dosen memiliki kemauan meneliti. Salah satu hambatan yang kerap jadi alasan rumitnya proses administratif untuk melakukan penelitian.

Mulai tahap penyusunan proposal, meneliti, mempublikasikan penelitian, hingga melaporkannya. Karenanya, ke depan mereka akan siap menggelar secara rutin acara klinik pembuatan proposal penelitian bagi dosen.

Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Ditjen Risbangdikti, Ocky Karna Radjasa, memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras yang telah dilakukan PT yang telah melaporkan kinerja penelitian.

Untuk itu, Ocky berharap, perguruan tinggi yang telah mendapatkan predikat tertinggi selalu bersusaha untuk dapat mempertahankannya. Bahkan, terus meningkatkannya dari tahun ke tahun. "Dan, yang masih belum mendapatkan kinerja tertinggi terus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya," kata Ocky. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement