Kamis 21 Nov 2019 16:50 WIB

Asuransi Terbaik untuk Anak

Asuransi terbaik bagi anak yang diberikan orang tua adalah kesolehan dan takwa

Sejumlah anak belajar mengaji
Foto: Rumah Zakat
Sejumlah anak belajar mengaji

Tercatat kisah seorang yang mulia, Umar bin abdul azis, saat dekat dengan kematian. Saat tubuh lemah terbaring. Datanglah Maslamah bin abdul malik, ia berkata, “Wahai amirul mukminin, engkau telah mengosongkan mulut dan  perut anak-anakmu dari harta ini. Andai Anda mewasiatkan anak-anak itu kepadaku, mereka akan mencukupi kebutuhan mereka  sendiri“.

Mendengar hal tersebut, Umar pun meminta tolong untuk dibantu duduk. Ia lantas berkata, "Aku telah mendengar ucapanmu tentang aku telah mengosongkan mulut dan perut anak-anakku. Demi Allah! Aku tidak pernah mendzolimi mereka dari hak-haknya, dan aku tidak pernah memberikan hak orang lain kepada mereka". 

Kesederhanaan yang nampak pada diri amirul mukminin dan keluarga menjadikan orang lain merasa iba kepada mereka. Tapi apakah mereka sendiri merasa malu dan ingin dimanjakan harta dunia? 

Tercatat dalam kisah lain, saat hari Raya Idul Fitri, mata Khalifah Umar bin Abdul Aziz tertuju pada sesosok kecil yang mengenakan pakaian dengan warna usang dan lusuh. Tidak salah, anak itu tidak lain adalah anak khalifah itu sendiri.

Menyaksikan kondisi anaknya di hari raya, persendian lutut dan siku Khalifah Umar lemas. Ia tidak tega menyaksikan anak seorang khalifah tampak terlantar.

Sambil mendekati anaknya yang belum lagi berusia sepuluh tahun, air mata khalifah semakin deras menetes pada jubahnya. “Mengapa ayah menangis?” tanya anaknya dengan polos. “Anakku, bapak khawatir kamu akan patah hati dan langit-langit di hatimu runtuh ketika anak-anak kecil lain menyaksikanmu dengan pakaian lusuh dan kumal di hari Id ini,” jawab Khalifah Umar terisak.

“Wahai amirul mukminin, tuan tidak perlu khawatir. Orang yang patah hati adalah mereka yang diluputkan Allah dari ridha-Nya atau mereka yang mendurhakai ibu dan bapaknya. Dan aku berharap Allah meridhaiku berkat ridhamu wahai ayahku,” jawab anaknya dengan penuh percaya diri.

Masyaallah. Sungguh iman telah menghujam pada diri amirul mukminin dan anaknya. Mereka begitu yakin pada Allah dan taat juga takut hanya kepada Allah. 

Umar bin abdul azis, seorang khalifah besar yang sangat sederhana. Beliau tidak punya tabungan yang banyak, tidak punya harta, tidak punya kekayaan ya g melimpah juga tidak punya  asuransi seperti sekarang ini.

Sekarang, berbagai macam asuransi ditawarkan. Katanya sebagai jaminan, mulai dari asuransi rumah, mobil, harta kekayaan bahkan sampai asuransi jiwa juga bagian anggota tubuh. Sungguh, bisakah kita tenang dengannya? 

Bagaimana dengan mereka yang tak mampu berasuransi? Tidakkah mereka mendapatkan ketenangan? Cukup Allah sebaik-baik pelindung.

Cukup Allah sebaik-baik penjamin. Bagi orang tua, sungguh hanya kesolehan anak-anak merekalah asuransi terbaik. Keyakinan bahwa semuanya akan diurusi, dijaga dan ditolong oleh Allah swt. Hingga ketenangan pun akan hadir dalam diri. Bukan harta, jabatan atau yang lainnya. Hanya iman dan takwa anaklah asuransi terbaik yang diberikan pada anak-anak kita. 

Walahua’lam bishowab

Pengirim: Citra dewi anita (owner sweetshaley cookies)

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement