Jumat 15 Nov 2019 23:40 WIB

PP Aisyiyah Majelis Dikdasmen Catat Rekor Muri

Rekor hand printing ini dicetak oleh murid-murid TK Aisyiyah Bustanul Athfal.

Kegiatan pemecahan rekor cap tangan.
Foto: Dok. Muh
Kegiatan pemecahan rekor cap tangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah, PP Aisyiyah Majelis Dikdasmen menggelar Acara Penghitungan Rekor MURI Hand printing (Cap Tangan) anak PAUD terpanjang dari murid TK ‘Aisyiyah Busthanul Athfal (ABA) & PAUD ‘Aisyiyah dari seluruh Indonesia. Hand printing ini telah dilakukan oleh TK ABA seluruh Indonesia beberapa waktu lalu sampai dengan digelarnya acara ini.

 

Sejak berdiri tahun 1919, sampai saat ini TK Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) sudah berjumlah ± 20.000 dan tersebar di seluruh Indonesia bahkan sampai ke Mancanegara. Dalam rangka mengenang dan memperingati 100 Tahun TK ABA.

 

Rekor MURI Hand printing (cap tangan) Murid PAUD TK ABA ini dibuat untuk menunjukkan jumlah populasi anak usia dini yang bersekolah di PAUD ‘Aisyiyah dan TK ‘ABA.  Kegiatan Hand Printing (cap tangan) anak-anak TK Aisyiyah yang mewakili TK Aisyiyah Bustanul Athfal seluruh Indonesia melibatkan ribuan anak TK yang memberikan cap tangan di atas kain sepanjang 9.399 meter.

 

Pencatatan rekor MURI dilaksanakan pada tanggal 14 November 2019 di Jakarta, dan sertifikat rekor MURI akan diserahkan pada tanggal 16 November 2019 di Yogyakarta dalam acara tasyakuran milad 100 tahun TK Aisyiyah Bustanul Athfal.

 

Kegiatan ini menunjukkan keberadaan dan jumlah PAUD Aisyiyah yang terwakili di 34 Provinsi, dan bertujuan untuk memberikan apresiasi/penghargaan sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan kepada PAUD/TK Aisyiyah yang sudah eksis selama 100 tahun. 

 

Selain menunjukkan kuantitas PAUD Aisyiyah, kegiatan cap tangan ini juga mengandung filosofi pendidikan anak usia dini. Anak usia dini dalam perkembangan hidupnya memperoleh stimulasi dari kegiatan bermain. 

 

"Kegiatan cap tangan anak ini dilakukan secara natural dengan pendampingan dan pijakan dari guru dalam jangka waktu tertentu seperti melakukan projek karya bersama. Hand printing anak ini dilaksanakan sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan gerakan stimulasi motorik halus terluas di Taman Kanak-Kanak dalam kurun waktu tertentu yang pernah ada di Indonesia," tulis keterangan resmi PP Aisyiyah yang diterima Republika.co.id, Jumat (15/11).

 

Guru memberikan pijakan dan aturan melaksanakan kegiatan dengan pijakan aturan bermain dan pendampingan terhadap sensasi anak selama prosesnya. Sehingga anak-anak melakukan kegiatan ini dengan nyaman, aman dan belajar banyak dari kegiatan ini. 

 

Tangan mereka memegang cat yang berwarna warni, membuat keputusan memilih warna yang dipilih serta merasakan texture cat di tangan sampai akhirnya mencap tangannya pada media kain. 

 

Seluruhnya memberikan banyak manfaat bagi seluruh indra anak dan menyebabkan terbangunnya otak anak. Pengalaman bermain ini insya Allah tidak hanya bermanfaat pada saat anak mengerjakannya, tetapi terus dirasakan hingga seluruh hasil cap tangan dibentangkan baik di sekolah maupun pada saat penghitungan MURI.

 

Tangan memainkan peran vital dalam interaksi sosial dan dalam setiap aktivitas individu. Kreativitas dan inovasi lahir dari tangan-tangan terampil dan terlatih. Tangan-tangan suci dapat memberikan sentuhan kasih sayang, merangkul dan menyemangati. 

 

Hand printing dengan tangan terbuka merupakan simbol selalu membuka diri terhadap segala sesuatu yang baru dan positif, siap menerima perbedaan, bersikap ramah dan selalu tersenyum, karena memang menyapa, menyambut dan menghormati dengan tangan terbuka yang selalu disertai senyuman bersahabat.

 

"Bagi PP Aisyiyah Majelis Dikdasmen kegiatan Hand Printing ini mengandung filosofi yang luas dan dalam. Kegiatan ini menunjukkan upaya menyatukan kerjasama semua pimpinan di semua level untuk kerjasama dengan tetap mempertahankan karakteristik masing-masing,".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement