Rabu 13 Nov 2019 13:53 WIB

Cinta Nabi, Cinta Pula Ajarannya

Mencintai Nabi Muhammad SAW juga harus menyandarkan hidup pada ajarannya

Rasulullah
Foto: Mgrol120
Rasulullah

Sulaiman bin Harb telah menyampaikan kepada kami, dia mengatakan, ‘Kami diberitahu oleh Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas Radhiyallahu anhu ,dia mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat. Orang itu mengatakan, ‘Kapankah hari kiamat itu?’ 

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya, ’Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.

Sebagai seorang muslim menjadi sebuah keniscayaan mencintai orang paling berarti dalam hidup ini, yakni baginda nabi Muhammad SAW.  1400 tahun sudah cahaya islam yang beliau dakwahkan dengan perjuangan tiada henti di jalan berliku penuh onak dan duri,menyinari gelapnya relung jagad raya dan menjadi pelita di hati manusia hingga ia mulia karenanya.

Rasulullah adalah orang yang dipilih Allah tuk mengemban tugas mulia menyampaikan islam ke seluruh penjuru dunia. Kini kita indra betapa islam telah mengetuk seluruh pintu yang ada di dunia, menyebarkan cahaya iman ke hati manusia. 

Maka tak heran ketika Michael H. Heart dalam karya fenomenalnya "The 100" menempatkan Rasulullah sebagai orang paling berpengaruh nomor satu di dunia. Bagaimana tidak, Rasul yang lahir di keluarga sederhana yang jauh dari pusat peradaban ketika awal menyampaikan Islam hanya empat orang yang mengikutinya, yakni istrinya, pamannya dan dua anak kecil. 

Namun lihatlah kini followers beliau sudah satu miliar lebih bahkan akan terus bertambah. Mungkinkan apa yang disampaikan Rasulullah adalah sebuah kebohongan belaka? Karena sangat tidak mungkin membohongi miliaran orang. Bahkan pengikut beliau sangat mencintai beliau dan tak rela jika Rasul dihina, mereka akan membela walau nyawa taruhannya.

Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”

Tugas berat yang diembannya adalah menyempurnakan akhlaq yang mulia. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, yang berarti tingkah laku, dan akhlak mulia merupakan amal sholih yakni semua perbuatan yang disandarkan pada syariat.

Maka mencintai Rasulullah berarti mencintai segala syariat yang beliau bawa dan menyandarkan segala kehidupan kita sesuai syariat dalam seluruh aspek kehidupan. Jangan sampai cintamu palsu!

Pengirim: Ummu Bisyarah

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement