Selasa 12 Nov 2019 16:08 WIB

Pahlawan Penyebar Dakwah

Islam butuh sosok pahlawan yang menyebarkan dakwah kebaikan dan cegah kemungkaran

Infografis Kesederhanaan Rasulullah.
Foto: Infografis Republika
Infografis Kesederhanaan Rasulullah.

Pahlawan, jika mendengar kata itu pasti otak kita akan langsung tertuju pada definisi seseorang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi kepentingan umum. Tapi apakah semua yang membela kebenaran itu disebut pahlawan? Apakah mereka yang membela rakyat itu juga disebut pahlawan?

 ''Ya Rasul, tahukah engkau orang yang berperang untuk mencari pahala dan popularitas? Apa yang didapatkan oleh orang seperti itu?'' Rasul menjawab, ''Dia tidak mendapat apa-apa.'' Orang itu mengajukan pertanyaan yang sama hingga tiga kali dan Rasul pun memberi jawaban yang sama. Rasul lalu menegaskan, ''Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal (perjuangan), kecuali yang ikhlas dan semata-mata mengharap ridha-Nya.'' (HR Muslim).

Itulah arti pahlawan sebenarnya, ketika kita rela mengorbankan waktu, mengupayakan tenaga, menghabiskan harta demi kepentingan ummat dengan niat yang ikhlas semata-mata untuk mencari ridho Allah dan melakukannya dengan cara yang benar.

Khalid bin Walid, Muhammad Al-Fatih, dan Umar adalah tiga dari banyaknya pahlawan Islam yang rela membuang kenikmatan duniawi demi menyelamatkan ummat dari keterpurukan dan membawa seluruh negeri ke naungan Islam yang menjadi rahmat semesta alam. Tanpa memperdulikan hujatan, cacian, serangan yang menghujam bahkan penolakan dari keluarga tak menyurutkan semangat mereka untuk berjuang menegakkan Islam.

Lalu apakah cukup perjuangan itu terhenti di tangan mereka? Apakah cukup pahlawan-pahlawan itu hanya ada di masa-masa kejayaan Islam dahulu? Tentu tidak. Islam saat ini sangat membutuhkan sosok-sosok pahlawan yang amanah, yang mengerahkan seluruh tenaga, yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. 

Islam membutuhkan kita semua untuk berdakwah, menyebar kebaikan meskipun itu hanya seberat biji zarrah, menyeru kepada kebenaran tanpa berharap akan imbalan, memperjuangakan Islam semata-mata karena Allah, bukan demi eksistensi diri apalagi mengejar pangkat yang tinggi.

Pengirim: Cantika Nian Tiara Putri, Mahasiswi Universitas Negeri Medan

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement