Rabu 06 Nov 2019 17:00 WIB

Banyak Sekolah Rusak di Kabupaten Ciamis

Masih banyak sekolah yang tak melaporkan kondisi bangunannya.

Rep: Bayu Adji/ Red: Muhammad Hafil
Anggota tim labfor Polda Jatim melakukan olah TKP kelas yang ambruk di Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Anggota tim labfor Polda Jatim melakukan olah TKP kelas yang ambruk di Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,CIAMIS -- Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis mencatat, SDN 2 Kadupandak bukan satu-satunya sekolah rusak di wilayahnya. Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Endang Kusnawa mengatakan, diperkirakan sekolah yang rusak di wilayahnya melebihi data yang tercatat di data pokok pendidikan (dapodik).

Menurut dia, dapodik hanya menggambarkan kerusakan secara umum. Namun, masih banyak juga sekolah yang belum melaporkan kondisi kerusakan terkini melalui Dapodik.

Baca Juga

"Kalau di Ciamis banyak (sekolah rusak), tapi belum masuk laporan. Masih sebatas data dapodik," kata dia saat dihubungi Republika, Rabu (6/11).

Menurut dia, beberapa sekolah telah melaporkan langsung kerusakan yang terjadi, salah satunya SDN 2 Kadupandak. Dinas pendidikan langsung menganggarkan untuk perbaikan atau rehabilitasi sekolah. 

"Alhamdulillah, sudah dianggarkan untuk sekolah yang mengalami bencana alam. Tahun 2020 juga mudah-mudahan bisa direalisasikan, termasuk di Kadupandak," kata dia.

Untuk sekolah lainnya, Endang mengatakan, pihaknya masih menunggu laporan kerusakan yang masuk. Jika laporan sudah masuk, kata dia, pihaknya melakukan verifikasi ke lapangan. Setelah itu, baru dapat ditaksir kerugian akibat kerusakan dan dibuatkan rencana penganggarannya.

Berdasarkan data Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat 2018/2019 yang diakses dari laman resminya, Kabupaten Ciamis memiliki 741 SD negeri dan empat SD swasta. Dari 745 sekolah, terdapat 4.643 ruang kelas. Dari data itu, terdapat 2.787 ruang kelas yang rusak ringan, 473 rusak sedang, dan 410 rusak berat.

Endang mengatakan, untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada guru dan kepala sekolah yang sekolahnya berada di wilayah rawan bencana. Saat ini, sosialisasi dilakukan di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Tambaksari, Panawangan, dan Banjaranyar.

"Kita fokus ke kecamatan yang potensi bencana tinggi. Nanti juga di tiga kecamatan itu akan kita agendakan untuk simulasi bencana langsung di sekolah. Kecamatan yang lain juga nanti digilir," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement