Sabtu 02 Nov 2019 14:58 WIB

Islam Menjamin Kesejahteraan Perempuan

Islam menjunjung tinggi derajat dan kesejahteraan perempuaan

Ibu dengan anaknya/ilustrasi.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ibu dengan anaknya/ilustrasi.

Berbagai kasus seorang ibu yang menganiaya bahkan sampai membunuh anak kandungnya sendiri kerap terjadi di dalam sistem hari ini. Misalnya baru-baru ini terjadi di daerah kebon jeruk, seorang ibu tega mengelongong dan menganiaya anak kandungnya hingga tewas.

Amat miris, seorang ibu yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi seorang anak untuk mendapatkan kasih sayang kini tak lagi terjadi. Naluri keibuan mereka mulai tergerus. Mereka kini seakan menjadi momok yang menakutkan bagi anak-anak mereka sendiri.

Hal tersebut akibat beberapa faktor, misalnya faktor ekonomi, faktor psikologi (takut dicerai suami, malu pada tetangga, dan lain sebagainya). Ditambah lagi tidak adanya jaminan negara terhadap kesejahteraan seorang ibu dan anak.

Dalam sistem saat ini negara seakan lepas tangan terhadap tangungjawabnya mensejahterakan dan menjamin kebutuhan seorang perempuan. Para perempuan yang dicerai ataupun ditinggal oleh suami mereka, tidak mendapat jaminan kesejahteraan hidup dari negara. Mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka dan anak mereka sendiri. Akibatnya banyak kasus-kasus keji yang terjadi.

Tak hanya itu, seorang ibu pun saat masih berstatus istri  harus ikut membantu perekonomian suami. Tak jarang juga hal tersebut menimbulkan banyak kasus kekerasan terhadap anak.

Hal ini tidak akan terjadi dalam sistem Islam. Islam memberikan jaminan terhadap seorang perempuan. Dia menjaga dan menjunjung tinggi martabat seorang perempuan. Dimana seorang perempuan yang telah ditinggal oleh suaminya nafkah kehidupannya dan anaknya ditangung oleh keluarganya, jika keluarganya tidak mampu menangungnya, maka nafkah kebutuhannya ditanggung oleh negara.

Islam juga tidak membiarkan seorang perempuan meninggalkan peran pentingnya sebagai seorang ibu dan pengatur rumah tangganya. Dalam Islam seorang perempuannya terfokus mengurus dan mencetak akhlak anak-anak guna menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Namun, bukan berarti seorang perempuan tidak boleh turun ke ranah publik. Dia boleh turun ke ranah publik, menjadi pendamping suami mereka, namun tidak melupakan dan mengabaikan tugas penting mereka menjadi seorang ibu.

Islam pun mendorong suami istri untuk bertakwa kepada Allah Swt. Sehingga suami dan istri benar-benar memahani kewajiban mereka masing-masing. Mereka juga mampu menjadi patner sejati dalam mendidik dan mengatur rumah tangganya.

Tak hanya itu, Islam juga memberikan jaminan keamanan terhadap perempuan. Hal tersebut tergambar jelas di masa kekhalifahan al- Mu’tashim Billah, khalifah kedelapan dinasti Abbasiyah. Yang mana dia menaklukkan kota Amurriyah akibat ada seorang perempuan yang dilecehkan. Dan masih banyak contoh-contoh lain tentang penjagaan Islam terhadap perempuan pada masa kejayaannya silam. Wallahu A'lam Bishawab.

Pengirim: Siti Komariah, S. Pd. I, Komunitas Peduli Umat Konda, Konda, Sulawesi Tenggara

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement