Selasa 05 Nov 2019 16:00 WIB

Saat Sahabat Media Bercerita

Lewat media masyarakat mengetahui ketimpangan dan kerja yang tak tepat sasaran

Ilustrasi karyawan perempuan di media
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Ilustrasi karyawan perempuan di media

Satu kesempatan menyaksikan sahabat-sahabat dari berbagai media bercengkrama, bertukar cerita dan aspirasi tentang setiap liputan yang mereka dapatkan, serta berbagi opini tentang setiap persoalan yang mereka temukan dilapangan, baik politik, sosial atuapun aneka anekdot hidup yang mereka temui. Hal-hal yang kadang menurut sebagian orang tidak menarik tapi justru sangat menarik untuk diulik oleh para pemburu berita ini. 

Sebagian dari mereka menikmati kesempatan ini sebagai ajang penghilang penat dan stress dari tuntutan kerjaan yang kadang tersandung beberapa hambatan, dari senda gurau ringan hingga karaoke dengan nyanyian nyeleneh, sehingga mereka bisa tertawa dengan lepas melupakan sejenak semua masalah yang mereka hadapi, dari mulai berita yang dikejar deadline sampai urusan anak dan istri atau suami  yang sedang sakit atau berbagai masalah lain yang dihadapi mereka.

Terkadang waktu seperti ini jarang mereka temui, secara kebetulan berkumpul sesama sahabat dari media yang berbeda, mulailah bertukar informasi dan berita serta adu argumen tentang perbedaan opini pada satu berita yang mereka temukan dilapangan, tapi hebatnya meski terkadang terjadi silang pendapat mereka tetap mengutamakan professionalisme serta solidaritas sesama wartawan yakni menghormati setiap perbedaan pendapat itu sendiri.

Wartawan-wartawan kita saat lebih cerdas dalam memberitakan suatu kabar memastikan terlebih dahulu kepada  nara sumber serta mendatangi setiap lokasi kejadian, setelah mengkroscek segalanya barulah mereka mewartakannya.

Di era golabalisasi ini wartawan kita dituntut untuk memperbarui setiap perkembangan sekecil apapun disetiap bidang, namun keberuntungan mereka yakni untuk memperbarui setiap informasi sebagai penunjang setiap berita mereka tidak lagi sulit didapat, didukung berbagai sarana yang semuanya ada digenggaman berbentuk handphone/telepon genggam.

Meski demikian tidak dipungkiri menurut selentingan ada saja oknum-oknum yang mengatasnamakan media, memberitakan suatu kabar berunsur pro atau kontra pada suatu persoalan baik politik maupun perorangan dimana dituntut sebagai media yang bersifat netral.

Dari sahabat-sahabat media juga pada akhirnya diketahui bahwa dilapangan masih banyak sekali ditemukan ketimpangan sosial, berbagai kritikan terhadap kinerja pemerintah dibeberapa bidang menurut mereka tidak tepat sasaran, seperti contoh untuk sebuah acara peringatan ulang tahun atau sebuah tutor baik olah raga maupun budaya menggunakan anggaran sangat besar sementara bantuan yang dibutuhkan oleh sebagian masyarakat miskin justru tidak dirasakan oleh warga yang seharusnya menerima bantuan tersebut.

Kurun waktu yang panjang sebenarnya untuk penanggulangan setiap permasalahan sosial, dari mulai bantuan untuk warga tidak mampu, mengurangi angka pengangguran, menanggulangi tingginya angka anak-anak putus sekolah dan lain-lain. Tapi justru sebaliknya semakin hari dilapangan ditemukan angka yang mencengangkan tentang peningkatan setiap permasalahan tersebut. Lalu bagaimana kinerja sebenarnya lembaga-lembaga terkait. 

Menurut mereka semua permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat kita saat ini bisa diselesaikan andaikan pemerintahan kita menggunakan uang negara sesuai peruntukan dengan transfaransi yang jelas. Tapi pada kenyataannya masih saja terdapat oknum-oknum yang menyalah gunakan kewenangan termasuk menyalah gunakan uang rakyat yang dengan susah payah mereka bayarkan melalui pajak.

Harapan terbesar sahabat media dengan telah dilantiknya kabinet yang baru semoga setiap persoalan di negeri ini dapat teratasi dan adanya peningkatan taraf hidup masyarakat kita bukan malah sebaliknya, hanya memperbengkak nominal hutang negara kita. Transfransi sangat diharapkan untuk membantu terealisasinya setiap janji para anggota kabinet sebelum mereka menjabat.

Mari kita tunggu hasilnya dalam lima tahun kedepan, akankah kita melihat perbaikan tersebut? Akhirnya, pertemuan kitapun ditutup dengan bernyanyi bersama lagu KEMESRAAN - Iwan Fals. 

Semoga kemesraan diantara kita baik media dengan waroeng ilmu serta pemerintahan, dan masyarakat  bisa bekerja sama   guna mewujudkan masyarakat sejahtera. Amin. 

Pengirim: Vera Verawati, Koki Waroeng Ilmu Kafe, Kuningan, Jawa Barat 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement