Senin 04 Nov 2019 12:19 WIB

Siswa MI Ar-Rasyid Bogor Luncurkan Buku ‘Kicau Murai’

Hasil penjualan buku ‘Kicau Murai’ akan didonasikan lewat ACT.

Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar Rasyid 1 Bogor yang tergabung dalam komunitas anak gemar menulis ‘Blessing Kids’, meluncurkan buku antologi perdana mereka berjudul Kicau Murai pada Sabtu (2/11).
Foto: doc ist
Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar Rasyid 1 Bogor yang tergabung dalam komunitas anak gemar menulis ‘Blessing Kids’, meluncurkan buku antologi perdana mereka berjudul Kicau Murai pada Sabtu (2/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sebanyak 16 siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar Rasyid 1 Bogor yang tergabung dalam komunitas anak gemar menulis ‘Blessing Kids’, meluncurkan buku antologi perdana mereka berjudul Kicau Murai pada Sabtu (2/11). Dalam acara bertajuk ‘Cinta Untuk Indonesia’, peluncuran buku dimeriahkan oleh beragam acara pentas seni.

‘’Anak-anak kecil bisa menulis itu luar biasa. Saat seusia mereka, saya tidak bisa menulis seperti mereka,’’ kata Edi Riadi, mewakili Ketua Yayasan Rasyidussyakirin, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Sabtu (2/11).

Edi tidak hanya bangga dengan prestasi siswa Ar Rasyid 1 yang telah mampu menghasilkan sebuah karya. Ia pun berharap prestasi siswa-siswa Ar Rasyid 1 tidak hanya berhenti pada peluncuran karya perdana. Semoga ada karya-karya berikutnya dari mereka yang tergabung dalam komunitas anak gemar menulis ‘Blessing Kids’ ini.

Selain itu, ia berharap lahir komunitas-komunitas lainnya dengan karya-karyanya. ‘’Semoga muncul grup-grup dengan karya-karya yang lain seperti menggambar, kaligrafi, tahfidz, penggemar matematika dan lain-lain,’’ katanya.

photo
Edi Riadi, perwakilan dari Yayasan Rasyidussyakirin, memberikan kata sambutan dalam peluncuran buku Kicau Murai pada acara ‘Cinta Untuk Indonesia’ di Babakan Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Sabtu (2/11). (doc ist)

Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Rasyidussyakirin, Diana Bakti Siregar, mengatakan begitu banyak kemudahan dan dukungan yang diperoleh dalam proses penulisan hingga penerbitan buku. Salah satunya kemudahan untuk mendapatkan ISBN.

‘’Apa yang mereka lakukan ini juga mendapat perhatian dari beberapa tokoh seperti bapak Fuad Baradja (artis) dan Agung Pribadi (penulis Best Seller ‘Gara-Gara Indonesia’),’’ katanya.

Khas Indonesia

Acara ‘Cinta Untuk Indonesia’ digelar di lingkungan sekolah MI Ar Rasyid 1 di Babakan Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Acara peluncuran buku ‘Kicau Murai’ ini dimeriahan oleh berbagai pentas seni seperti nyanyian Asma'ul Husna dari siswi kelas 1 dan 2, pembacaan puisi dan doa, tarian serta paduan suara dari siswi kelas 6.

photo
Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar Rasyid 1 Bogor yang tergabung dalam komunitas anak gemar menulis Blessing Kids, meluncurkan buku perdana mereka berjudul Kicau Murai pada Sabtu (2/11). (doc ist)

Sementara, komunitas anak gemar menulis ‘Blessing Kids’ berasal dari siswa-siswi kelas 3, 4 dan 5 MI Ar Rasyid 1 Bogor. Mereka adalah Naima, Maritza, Hilya, Sofi, Devira, Anha, Fitri, Amel, Tata, Asrin, Feby, Atikah, Fajar, Ajay, Salma, dan Hafidz.

Agung Pribadi, co-founder Komunitas Bisa Menulis, juga mengapreasi pencapaian siswa Ar Rasyid 1 Bogor. Menurt penulis buku best seller 'Gara-Gara Indonesia’ ini, fenomena penulis cilik hanya ada di Indonesia.

‘’Penulis cilik ini khas Indonesia. Karena, penulis cilik tidak ada di negara-negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat dan Eropa,’’ katanya. ‘’Bahkan, tivi NHK Jepang melakukan liputan khusus tentang fenomena penulis cilik di Indonesia. Kita lebih maju dari negara-negara maju tersebut.’’

photo
Buku Kicau Murai hasil karya siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ar Rasyid 1 Bogor yang tergabung dalam komunitas anak gemar menulis Blessing Kids. (doc ist)

Karena itu, Agung menilai siswa Ar Rasyid 1 Bogor terbilang siswa luar biasa karena sudah bisa menghasilkan sebuah karya. ‘’Kalian patut berbangga. Ini sebuah prestasi, anak sekolah dasar (SD) sudah bisa menulis dan menerbitkan buku. Itu sebuah prestasi yang keren. Selamat, maju terus calon-calon penulis hebat,’’ katanya.

Sementara perwakilan dari Aksi Cepat Tanggap (ACT), Iksan, ikut memberikan apresiasinya terhadap para penulis cilik yang menulis untuk tujuan kemanusiaan. Hasil penjualan buku ‘Kicau Murai’ akan didonasikan lewat ACT.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement