Sabtu 02 Nov 2019 19:51 WIB

Pesta Sains, Pestanya Anak SMA di IPB University

Pesta Sains Nasional telah rutin digelar oleh IPB sejak 17 tahun silam.

Suasana Pesta Sains Nasional (PSN) 2019 yang digelar di kampus IPB Dramaga, Bogor.
Foto: Dok IPB
Suasana Pesta Sains Nasional (PSN) 2019 yang digelar di kampus IPB Dramaga, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sabtu (2/11) pagi, Kampus IPB Dramaga Bogor, Jawa Barat,  dibanjiri siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dari berbagai daerah di Indonesia. Ya, siswa-siswa SMA ini sedang mengikuti pesta di IPB University. Bukan pesta penuh hura-hura sebagaimana dipersepsikan kebanyakan orang, namun ini adalah pesta di mana orang yang hadir harus memeras otak dan mengasah kecerdasan. Ini adalah Pesta Sains Nasional (PSN).

Melalui PSN yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (BEM FMIPA), IPB University, penggalian harta karun keilmuwan sains terus dilakukan.

Perkembangan sains terjadi sangat pesat di era disrupsi 4.0. Berbagai inovasi dikembangkan di bidang sains menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.  

“PSN adalah salah satu bentuk ajang perlombaan yang menjadi wadah siswa-siswi SMA dan sederajat dari seluruh wilayah Indonesia untuk berkompetisi dan bereksplorasi tentang sains,” kata Dr Sri Nurdiati, selaku Dekan FMIPA, IPB University dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Ia menambahkan, Pesta Sains Nasional ini telah rutin digelar sejak 17 tahun silam. Tema yang diangkat tahun ini adalah “Treasure of Science” yang berkaca dari tidak terbatasnya ilmu pengetahuan, maka akan ada penemuan-penemuan baru di bidang sains yang berasal dari pemikiran manusia dengan diibaratkan sebagai harta karun yang dimiliki oleh generasi muda Indonesia. 

Ada ragam perlombaan dalam pesta ilmu pengetahuan ini,  di antaranya Lomba Karya Ilmiah Populer, Kompetisi Fisika, Computer Problem Solving Competition, Matematika Ria, Chemistry Challenge, Lomba Cepat Tepat Biologi, Meteorologi Interaktif, Kompetisi Statistika JR. Selain itu juga digelar STEM Young Researcher Awards dengan 5 subtema Teknologi yaitu Renewable, Food, Medical, Agriculture, dan Educational and Social.

“Melalui kegiatan seperti ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam bersaing di dunia luar,” tutur Sri Nurdiati.

Dr Drajat Martianto selaku wakil rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University menyampaikan, anak muda  harus selalu punya semangat tinggi. Terutama dalam iklim persaingan tinggi seperti saat ini. 

Ia menegaskan, saat ini terdapat empat  perubahan besar yaitu perubahan teknologi, perubahan pekerjaan, perubahan peta kompetisi, dan perubahan skill baru. 

“IPB University mengundang scientist muda yang visioner dan tangguh untuk bergabung di IPB University,” tambah dosen IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat ini. 

Di era ini,  menurutnya, banyak pekerjaan yang hilang tetapi akan lebih banyak pekerjaan yang muncul. “Namun, tidak semua orang mampu mendapatkan pekerjaan tersebut. Hanya orang-orang kreatif saja yang mampu mendapatkan pekerjaan-pekerjaan baru dan mengembangkannya,” ujarnya.

Dr Totok Suprayitno selaku Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) yang berkesempatan hadir pada acara pesta tahunan ini menuturkan bahwa era disrupsi memerlukan kemampuan tingkat tinggi untuk mampu bertahan. Hal tersebut karena banyak pekerjaan manusia yang tergantikan oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menjadi scientist muda perlu memiliki beberapa karakter seperti rasa penasaran, meragui, observant, kreatif, intentive, griffy, dan collaborative.

Lifelong Learning adalah kunci untuk bertahan di era disrupsi yang memiliki persaingan tinggi dan perubahan yang cepat ini. Menjadi scientist muda yang adaptif menjadikan Anda mampu bertahan,” tutupnya.

Acara ini  berlangsung hingga besok, Ahad (3/11)  dengan puncak acara pengumuman para pemenang lomba. “Jutaan anak-anak SMA dan sederajat di seluruh tanah air sangat menantikan momen ini. Karena di situlah kapasitas kecerdasan mereka diuji,” kata  Sri Nurdiati. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement