Selasa 29 Oct 2019 16:44 WIB

Pemuda, Realisasikan Peranmu

Pemuda diminta realisasikan perannya sebagai pelaku perubahan untuk negeri

Pasukan Oengibar Bendera (Paskibra) saat upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Silang Monas, Jakarata, Senin (28/10/2019).
Foto: Republika
Pasukan Oengibar Bendera (Paskibra) saat upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di Lapangan Silang Monas, Jakarata, Senin (28/10/2019).

Sumpah Pemuda tak lepas dari perjuangan generasi muda pada waktu itu dalam melawan penjajahan yang terus-menerus membuat Indonesia dirundung lara. Maka ketika disebut nama "Pemuda" yang terbayang waktu itu adalah semangatnya yang bergelora, tekadnya yang kokoh, kecerdasan yang berkesan, dan daya intelektual yang memikat. Maka itulah pemuda.

Akan tetapi saat ini kita dihadapkan pada sosok pemuda yang jauh dari karakteristik mereka yang seharusnya. Kini banyak pemuda yang justru dibuat lalai dengan hura-hura, disibukkan dengan berbagai maksiat, bukankah jauh sekali dari sosok pemuda yang sesungguhnya yang hadirnya menjadi harapan?

Merekalah yang harusnya menjadi pemegang tongkat estafet kepemimpinan di masa depan. Di pundak merekalah rakyat, umat menaruh harapan kemajuan.

Saat ini negeri ini kembali berhadapan dengan penjajahan. Mungkin bukan penjajahan fisik seperti dulu, akan tetapi penjajahan pemikiran, penjajahan ekonomi, dan penjajahan di berbagai ranah yang lain. Hingga membuat negri yang mempesona ini akhir-akhir ini terus berduka dengan segala macam rentetan peristiwa.

Kekayaan alam yang dikeruk asing terus-menerus bahkan rakyat tak bisa bahkan hanya mencicipi kekayaan alam yang harusnya menjadi hak mereka, itulah salah satu bentuk penjajahan ekonomi yang benar-benar tengah dirasakan dampaknya oleh rakyat, belum lagi berbagai pajak naik, dan bahan pokok sering mengalami lonjakan harga sedang kondisi banyak rakyat jauh dari berkecukupan.

Tak hanya itu pola hidup masyarakat di negeri ini tidak lagi mencerminkan keselarasan nilai-nilai adab dan Syariat. Berbagai tontonan yang disuguhkan secara perlahan meracuni pemikiran mereka.

Maka muncullah budaya liberalisme. Berbagai tindak kejahatan terus-menerus terjadi. Ya itu hanya sebagian kecil dari bentuk penjajahan yang terjadi di negeri ini. 

Maka pemuda, Bangkitlah! Dimana peranmu? Dimana kini keberadaanmu? Saat tangan-tangan liar mengeruk kekayaan ibu pertiwi kalian? Saat kerusakan cara berpikir dan bertindak masyarakat merambah negeri mu? Itulah penjajahan wahai pemuda. Itulah yang harusnya kau hadapi.

Harus mencari kemana kami akan keberadaanmu? Apakah di tempat hiburan? Di tempat maksiat? Atau di rumah mu tempat kau habiskan waktu dengan game?.

Tunjukkan peranmu pemuda, tak ingatkan kau perjuangan Muhammad Al Fatih,  Mushab bin Umair, dan tokoh pemuda yang lain?

Genggam Qur'anmu, kepalkan tanganmu, tajamkan pemikiranmu, untuk mewujudkan suatu gebrakan perubahan yang membawa negeri ini menjadi negeri yang penuh keadilan, dan negeri yang baldatun tayyibatun wa rabbun ghaffur dengan suatu kepemimpinan yang di ridhai-Nya.

Allahu 'alam

Pengirim: Yuli Saputri, Muslimah Wonogiri

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement