Senin 28 Oct 2019 13:43 WIB

Honda Sensing, Teknologi Bantu Keselamatan Pengendara

Honda Sensing dirancang bantu pengendara lebih waspada saat melakukan perjalanan.

Rep: Antara/ Red: Indira Rezkisari
Honda
Foto: EPA
Honda

REPUBLIKA.CO.ID, TSUKUBA -- Perusahaan otomotif asal Jepang, Honda mengembangkan teknologi canggih bagi keselamatan pengemudi kendaraan maupun pengguna jalan lain. Teknologi tersebut diberi nama Honda Sensing.

"Honda Sensing merupakan teknologi yang diciptakan untuk mewujudkan konsep keselamatan tersebut," kata Yusak Billy, Bisnis Innovation and Sales Marketing Director Honda Prospect Motor, di Tokyo, Jepang, Senin (28/10).

Baca Juga

Billy menyatakan Honda Motor Co., Ltd mengampanyekan keselamatan global, yaitu "Safety for Everyone" guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang bebas dari kecelakaan lalu lintas bukan hanya untuk pengguna kendaraan pribadi, namun seluruh pengguna jalan. Honda Sensing merupakan teknologi keselamatan aktif yang dirancang untuk membantu pengendara agar lebih waspada saat melakukan perjalanan.

Honda Sensing memiliki dua jenis sensor dengan karakteristik yang berbeda, yakni sensor millimeter-waveradar yang terdapat pada front grille, dan sensor berupa monucular camera yang terpasang pada bagian dalam kaca depan mobil.

Berikut teknologi canggih keselamatan Honda Sensing yang terdapat pada All New Honda Accord:

Collision Mitigation Braking System (CMBS)

CMBS membantu pengemudi untuk menghindari tabrakan ketika sistem mendeteksi adanya potensi benturan dengan kendaraan yang melaju ataupun pejalan kaki di depan dengan memperingatkan pengguna secara bertahap dengan peringatan otomatis berupa audio visual, mengencangkan sabuk pengaman serta mengaktifkan rem secara bertahap.

Millimeter-wave radar dan monucular camera akan mendeteksi kendaraan dan pejalan kaki yang melaju di depan mobil. Ketika sistem menentukan ada risiko tabrakan, sistem akan memberikan peringatan secara audio dan visual yang ditampilkan melalui layar Driver Information Interface (DII), serta menggetarkan pedal akselerator.

Apabila peringatan tersebut diabaikan dan jarak kendaraan dengan objek di depan semakin dekat, maka fitur CMBS akan bekerja dengan melakukan pengereman otomatis dengan tekanan yang berbeda-beda. Semua tergantung tingkat situasi darurat yang dihadapi untuk mengurangi kecepatan mobil sehingga kecelakaan dapat dihindari.

Monocular camera pada sistem CMBS juga dapat mendeteksi bentuk benda, sehingga dapat membedakan antara mobil atau pejalan kaki untuk memberikan peringatan yang berbeda kepada pengendara.

Lane Keeping Assist System (LKAS)

Lane Keeping Assist System (LKAS) dapat mempermudah pengendara dengan membantu mengoreksi pergerakan arah setir di jalan tol. LKAS berfungsi dengan mengandalkan kamera yang dapat membaca marka jalan dan menggunakan electric powersteering (EPS) untuk membantu pengendara menjaga posisi mobilnya agar tetap searah dengan marka jalan.

Saat LKAS mendeteksi posisi mobil yang mulai keluar dari jalurnya, sistem akan secara otomatis menggerakkan roda kemudi agar mobil kembali ke jalur semula.

Walau demikian, pengendara tetap diwajibkan untuk waspada dan meletakkan kedua tangannya di roda kemudi. LKAS dapat diaktifkan dan dinon-aktifkan dengan menggunakan tombol di bagian bawah setir. Sistem secara otomatis akan berhenti beroperasi saat pengendara melepas kedua tangannya dari gagang setir, serta kembali beroperasi saat pengendara menggerakkan setir.

Road Departure Mitigation (RDM)

Road Departure Mitigation (RDM) berfungsi dengan menggunakan monocular camera untuk mengidentifikasi garis jalan (baik berupa garis lurus atau terputus-putus) serta mendeteksi titik reflektor yang ada di jalan.

Jika monocular camera mendeteksi kendaraan cenderung menyimpang dari garis jalan yang terdeteksi, sistem akan memberikan peringatan visual pada tampilan dan getaran pada roda kemudi dan akan membantu untuk membawa kendaraan kembali ke jalur. Ketika sistem mendeteksi bahwa kendaraan melenceng terlalu jauh, sistem akan mengerem secara otomatis sehingga mobil tidak berjalan lebih jauh dari jalur yang seharusnya.

Berbagai peringatan visual akan muncul saat RDM mengambil tindakan pencegahan. Peringatan tersebut tampil di layar driverinformationinterface (DII) bersamaan dengan getaran pada roda kemudi sebagai peringatan awal.

RDM juga memiliki pengaturan waktu yang dapat diatur untuk menentukan duasi getaran pada roda kemudi. Sistem RDM dapat dinon-aktifkan melalui safetysupport yang terdapat di layar MID.

Adaptive Cruise Control (ACC) with Low Speed Follow (LSF)

Adaptive Cruise Control (ACC) dengan low-speed follow membantu pengendara untuk mengatur kecepatan yang diinginkan dan membuat kendaraan mengikuti mobil yang ada di depannya, sehingga memungkinkan penggunaan cruise control pada kondisi jalanan yang cukup lenggang.

Sistem ACC menggunakan radar millimeter-wave dan monocularcamera untuk mendeteksi jarak kendaraan terhadap mobil di depannya, dan mengatur kecepatan kendaraan untuk menjaga jarak ideal.

Jarak pendek, menengah, jauh atau ekstra jauh dapat diaplikasikan pada sistem ACC. Saat dibutuhkan, kendaraan dapat melakukan pengereman otomatis menggunakan modulator vehicle stability assist (VSA).

Didukung sistem low-speed follow (LSF), kemampuan untuk mengikuti kendaraan di depan secara otomatis dapat ditingkatkan terutama di tengah jalanan macet saat kecepatan menurun hingga 0 km/jam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement