Jumat 25 Oct 2019 15:57 WIB

Harapan Kami, Guru Madrasah untuk Pak Nadiem dan Pak Fachrul

Guru madrasah harap Mendikbud tak hanya jadikan pendidikan sebatas penghasil materi

Pisah sambut Mendikbud terdahulu,Muhadjir Effendy (Kiri) ke yang baru, Nadiem Anwar Makarim (Kanan)
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Pisah sambut Mendikbud terdahulu,Muhadjir Effendy (Kiri) ke yang baru, Nadiem Anwar Makarim (Kanan)

Sebelumnya izinkanlah kami untuk menyampaikan ucapan selamat atas terpilihnya Bapak Menteri yang terhormat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga di Kementerian Agama. Semoga kita selalu meneladani dan mengingat bagaimana sahabat Rasulullah yang terbaik, Abu Bakar Ash Shidiq  ketika menerima jabatan, beliau mengucapkan kalimat tarji’, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.

Ya, jabatan adalah amanah sekaligus musibah. Amanah akan dimintai pertanggungjawaban, dan akan menjadi musibah terutama di akhirat ketika diabaikan. Begitu juga harapan kami kepada Mendikbud dan Menag, semoga ke depan ada perubahan terbaik untuk rakyat Indonesia, menjadikan rakyat semakin dekat dengan Allah SWT. Menjadi warga Negara yang sukses di dunia, sukses di akhirat, masuk surga dan dijauhkan dari api neraka. Aamiin 

Bapak Mendikbud dan Menag yang terhormat, sengaja kami mendahulukan tulisan ini kepada kedua menteri ini, karena kami adalah guru madrasah yang secara formal berada dalam naungan kementerian agama namun juga tidak terlepas dari kebijakan kementerian pendidikan dan kebudayaan.

Maka di sini, izinkanlah kami untuk menyampaikan harapan kepada Bapak berdua. Pertama, dukunglah kami untuk mencerdaskan anak bangsa, berikanlah kesempatan kepada kami untuk mendapatkan fasilitas, sarana, dana dan kurikulum terbaik. Bantu kami untuk bisa membuat anak didik kami melahap ilmu dengan suka cita, jauhkan kami dari gangguan tujuan pendidikan, jauhkan kami dari segala hal yang mengganggu proses belajar mengajar.

Berilah kesempatan kepada murid-murid kami untuk mendapatkan informasi yang mencerdaskan akal, menjadikan mereka generasi yang berkepribadian santun, berkarakter dan bervisi hingga ke akhirat. Dengan beratnya amanah di dunia pendidikan, maka kami juga memohon bantuan kepada Bapak berdua untuk bekerjasama dengan kementerian lain untuk mendukung keberhasilan pendidikan di Indonesia.

Mohon sampaikan kepada Menkominfo agar sungguh-sungguh menyaring konten liberal yang syarat kebebasan yang merusak moral, sungguh-sungguh menyaring informasi yang sampai kepada anak didik kami, jujur berat sekali membuat anak-anak paham dengan ilmu di sekolah sedangkan konten perusak akal begitu mudahnya merasuki otak anak. Sungguh berat menjaga hafalan Alquran di saat gempuran lagu-lagu jorok dan picisan begitu hebatnya.

Mohon sampaikan kepada Menkeu agar anggaran untuk pendidikan benar-benar tepat sasaran, jangan membuat kebijakan yang mempersulit perekonomian hingga orang tua pun tak sempat memikirkan pendidikan anak, yang ada adalah membanting tulang memeras keringat demi menyambung kehidupan.

Sampaikan juga kepada Kapolri agar mengayomi anak didik kami, lindungi mereka, sayangi mereka, jangan lagi terulang kasus brutalnya aparat kepada siswa kami. Sampaikan kepada Menteri BUMN agar optimal mengelola SDA sehingga hasilnya masuk APBN dan dirasakan seluruh rakyat Indonesia, dan tentu masih banyak pesan kepada kementerian lain, demi perbaikan pendidikan dan bangsa Indonesia.

Kedua, kami mohon Bapak Menteri fokus pada permasalahan yang saat ini mendera di dua Kementerian ini. Jangan terburu menyasar permasalahan lain yang tidak berkaitan langsung.

Jangan terburu menyampaikan narasi yang tidak penting bahkan menyakitkan hati, semisal kementerian agama yang akan mengutamakan program deradikalisasi yang jelas ditujukan untuk umat Islam. Mohon maaf, radikalisme bukan penyakit akut di kementerian agama, namun korupsi dan nepotisme lah yang perlu segera diselesaikan.

Kami madrasah swasta yang jumlahnya ribuan dalam naungan yayasan tak jarang harus pontang-panting mengurusi berjalannya pendidikan, kami harus berusaha keras membentengi siswa dari kerusakan moral akibat gaya hidup yang bebas tanpa mempedulikan norma agama.

Juga untuk Mendikbud, Presiden telah memberi amanah kepada Bapak karena visi Bapak yang katanya bisa menjangkau masa depan, bagi kami masa depan sejati itu bukan bergelimangnya materi, namun selamatnya kami dari panasnya api neraka. Maka, jangan jadikan pendidikan sebatas pencetak generasi penghasil materi.

Jangan jadikan pendidikan untuk mencetak generasi pebisnis tangguh saja, namun pebisnis yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Demikian harapan kami kepada Bapak Menteri yang terhormat, terimakasih atas kesediannya membaca tulisan ini. Dan mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan.

Pengirim: Nur Aini, Guru Madrasah tinggal di Pare Kediri

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement