Kamis 24 Oct 2019 02:00 WIB

Sudah Bermanfaatkah Hidupmu untuk Islam?

Hidup untuk Islam dengan berkarya dan beramal mencari ridho Allah SWT

Sejumlah santri belajar hafalan Alquran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (10/5/2019).
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah santri belajar hafalan Alquran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (10/5/2019).

Allah berikan kita semua modal yang sama, waktu. Sehari 24 jam. Ada yang mengisinya dengan belajar. Adayang mengisinya dengan tidur seharian. Ada yang menonton, jalan-jalan. Waktu ini akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Agar waktu yang diberikan bisa bermanfaat, ada baiknya kita mencontoh bagaimana orang-orang sholeh menghabiskan waktunya. 

Ada seorang imam yang dikenal sangat memuliakan ilmu dan menghargai waktu, karya sepanjang hidupnya telah menulis lebih dari 600 buku/ kitab, tebal-tebal, satu kitabnya terdiri dari beberapa buku. Hingga sekarang kitabnya banyak dipelajari oleh umat di seluruh dunia, semoga pahala jariyah akan terus mengalir bagi beliau.

Ada seorang imam, saking tidak mau kehilangan waktu untuk belajar, setiap saat beliau berada dalam toilet, meminta anaknya atau muridnya untuk membacakan kitab dengan suara keras agar terdengar dari dalam toilet.

Beliau sepanjang hidupnya telah mengelilingi dunia sebanyak dua setengah kali, dengan berjalan kaki, menuntut ilmu Allah, mengumpulkan ribuan riwayat hadist. Bahkan beliau pernah menempuh perjalanan jauh berjalan kaki hanya untuk mencari tahu kebenaran satu hadist dhoif saja (hadist palsu).

Ada seorang imam yang istiqomah sepanjang hidupnya memanfaatkan malam, sepertiganya untuk tidur, sepertiganya untuk menulis, dan sepertiga lagi untuk ibadah kepada Alloh SWT.

Ada seorang imam tidak pernah tidur sepanjang malam, selama 40 tahun, karena istiqomah beribadah dan berkarya untuk Islam, beliau istirahat tidur hanya sebentar saja di siang hari, maasya Alloh.

Sebagai bahan renungan untuk saya pribadi, seberapa bermanfaatkah hidup saya untuk Islam? Sudahkah saya menolong agamanya Allah? Dipergunakan untuk apa seharian dan semalaman kita? 

Apakah cukup, ikhtiar kita mencerdaskan dan mensholehkan keluarga kita saja? Sedangkan tetangga sebelah, umat Islam di luar sana masih banyak yang sibuk dengan perbuatan dzolim, syirik, ghibah, riba, zina, dan sebagainya.

Apakah sudah cukup keluarga kita saja yang sholeh, orang lain bukan urusan, merasa tidak peduli. Padahal orang di luar sana bisa menjadi salah satu pelaku maksiat yang bisa melukai atau menjerumuskan keluarga kita.

Selagi nyawa masih melekat di badan, teruslah berkarya, lakukan hobi dan amalan cerdas yang berpahala dan diridhoi Allah SWT, bukan hobi atau amalan tidak bernilai, sekedar pemuas kesenangan diri, yang tidak ada manfaatnya untuk Islam. 

Wallohu A'lam bish showab.

Pengirim: Sri Rahmawati

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement