REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menggelar malam penganugerahan Insan UGM Berprestasi 2019. Kali ini, sebanyak 112 insan UGM meraih penghargaan yang rutin diadakan setiap tahun itu.
Penghargaan dianugerahkan kepada dosen, tenaga kependidikan, alumni, dan mahasiswa UGM. Prestasi yang ditorehkan mulai di tingkat universitas, nasional, maupun internasional.
Diberikan setiap tahun, penghargaan Insan UGM Berprestasi jadi bentuk apresiasi kepada mereka yang mampu membawa nama baik UGM. Selain itu, kepada insan-insan UGM yang berkontribusi majukan bangsa.
Sekretaris Rektor UGM, Gugup Kismono mengatakan, pelaksanaan Insan UGM Berprestasi tahun ini memang dimajukan. Mulai dari waktu yang biasanya dilaksanakan November, tapi tahun ini diadakan Oktober.
Kemudian, lanjut Gugup, tempat pelaksanaan yang biasanya dilaksanakan di Grha Sabha Pramana, kali ini dihelat di Balairung. Ia menekankan, Balairung itu sendiri memiliki makna tersendiri.
"Balairung itu merupakan simbol dan ikon UGM yang sangat dikenal tidak cuma di Yogyakarta dan di Indonesia, tapi di dunia," kata Gugup, Rabu (16/10) malam.
Ia berpendapat, penganugerahan Insan Berprestasi jelas tidak akan sepadan dengan karya-karya yang sudah dilahirkan insan-insan UGM. Justru, Gugup menilai, penghargaan menjadi motivasi kepada yang lain.
"Percayalah, apapun yang terjadi UGM akan tetap mengabdi kepada bangsa, rakyat dan negara Indonesia," ujar Gugup.
Malam penganugerahan Insan UGM Berprestasi 2019 sendiri dibuka tarian yang merepresentasikan tari-tari tradisional di Indonesia. Lalu, ditutup penampilan apik dari band asal Yogyakarta, Jikustik.