Banyak konflik di berbagai tempat terjadi karena isu SARA. SARA adalah akronim dari Suku Ras Agama dan Antar golongan. SARA juga merupakan pandangan ataupun tindakan yang didasari dengan pikiran sentimen mengenai identitas diri yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan.
Isu SARA merupakan isu yang sensitif dan mudah menjadi pemicu perpecahan maupun konflik. Tak ada habisnya perselisihan jika diawali dengan perbedaan SARA ini. Namun pernahkan kita menyadari bahwa Islam pernah mempersatukan berbagai suku, agama, ras, dan golongan? Dengan berbagai perbedaan itu, ternyata tidak menghalangi untuk bersatu di bawah kepemimpinan Islam.
Rasulullah SAW telah memberikan contoh terbaik dalam menyatukan keberagaman ini. Beliau wafat dengan meninggalkan Islam yang telah menyatukan Jazirah Arab serta melumatkan kemusyrikan. Allah pun telah menyempurnakan agama dan nikmat-Nya terhadap kaum Muslimin dan meridhai Islam menjadi agama mereka.
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam." (TQS Ali Imran : 19).
Rasulullah juga memulai dakwahnya ke seluruh umat dan bangsa-bangsa yang menjadi tetangganya dengan cara mengirim surat kepada raja-raja dan para penguasanya dan mengirimkan ekspedisi-ekspedisi militer di perbatasan Romawi baik di Mu'tah maupun Tabuk.
Para Khulafaur Rasyidin pun mengikuti jejak Rasulullah. Mereka melakukan pembebasan/penaklukan di berbagai negeri. Negeri-negeri yang dibebaskan/ditaklukkan memiliki penduduk yang sangat heterogen.
Ada yang beragama Nasrani, Majusi, Yahudi dan agama-agama lain. Juga dengan berbagai macam bangsa. Ada Persia, Romawi, Syuriah, Afrika Utara, Kaum Barbar, dan lain-lain.
Pasca-Khulafaur Rasyidin, pembebasan pun dilanjutkan oleh khalifah-khalifah berikutnya dari Bani Umayyah, Bani Abasiyyah, dan Bani Ustmaniyyah. Keberagaman semakin tinggi karena wilayah penaklukan semakin luas. Bermacam bahasa, agama, kebiasaan-kebiasaan, suku, dan lain-lain yang sangat banyak.
Perbedaan-perbedaan ini tentu berkonsekuensi perbedaan pemikiran dan jiwa. Perlu upaya besar dan strategis untuk meleburkan dan membaurkan umat yang akan mengubah perbedaan-perbedaan itu menjadi umat yang satu yang disatukan oleh agama, bahasa, tsaqafah, dan undang-undang.
Upaya ini tentu sangat sulit dan berat. Namun dari sejarah panjang kaum muslimin maka dapat dilihat bahwa Islam mampu menyatukan perbedaan tersebut selama hampir 14 abad.
Setidaknya ada empat hal penting dimana Islam mampu meleburkan bangsa-bangsa, yaitu :
1. Perintah-perintah Islam
Islam mengharuskan pemeluknya untuk menyerukan Islam, mengemban dakwah, serta menyebarkan hidayah. Selain itu juga menjelaskan hukum-hukum Islam secara utuh kepada non muslim.
2. Pembauran kaum muslimin
Bangsa yang ditaklukkan mendapat perlakuan yang sama dan tidak ada perbedaan antara penakluk dan yang ditaklukkan. Non muslim hanya diwajibkan terikat hukum Islam dalam hal muamalah dan hukum.
3. Masuknya penduduk negeri taklukan ke dalam Islam.
Melihat langsung penerapan Islam secara praktis dimana Islam memperlakuka sama terhadap semua manusia dalam aspek hukum dan keputusannya, membuat non muslim berbondong-bobdong masuk ke dalam Islam. Mereka merasakan sendiri bagaimana Islam mampu membuat ketenangan dan kenyamanan dalam hidup bermasyarakat.
4. Perubahan orang-orang yang memeluk Islam
Islam tidak akan pernah memaksa seseorang untuk masuk memeluk agama Islam. Namun ketika sudah menyatakan diri menjadi pemeluk Islam, maka dia harus kaffah dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam. Semua kebiasaan agama terdahulunya harus ditinggalkan dan hanya mengikuti kebiasaan Islam.
Itulah empat hal yang menjadi rahasia bagaimana Islam mampu menjaga keberagaman dalam kesatuan Islam.
Pengirim: Erlina YD, Founder Komune (Kumunitas Muslimah Peduli Generasi), tinggal di Brebes