Ahad 06 Oct 2019 16:33 WIB

Bahas OAIR, UIN Ar-Raniry Undang Dosen UIN Jakarta

Ia mengisi kuliah umum bagi dosen dan mahasiswa Ilmu Perpustakaan.

Dosen UIN Jakarta, Dr Ida Farida MLIS mengisi kuliah umum untuk mahasiswa dan dosen Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Foto: Dok UIN Ar-Raniry
Dosen UIN Jakarta, Dr Ida Farida MLIS mengisi kuliah umum untuk mahasiswa dan dosen Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH – Dosen Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr Ida Farida MLIS memberikan kuliah umum bagi dosen dan mahasiswa Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Jumat (4/10) di aula fakultas kampus setempat.

Kuliah umum yang mengungsung tema “Tren Perkembangan Open Access Institutional Repository di Perguruan Tinggi” itu diselenggarakan oleh Program Studi S1 Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry. Kuliah umum  itu dihadiri oleh ratusan mahasiswa, dosen dan para alumni.

Dalam materinya, Dr Ida Farida MLIS mengatakan,  banyak pengetahuan yang dihasilkan oleh dosen, mahasiswa, dan peneliti di Perguruan Tinggi. Namun sayangnya karya ilmiah sering tersebar dan tidak terintegrasi dalam satu sistem.

“Ini menjadi salah satu alasan kenapa Open Access Institutional Repository (OAIR) penting di Perguruan Tinggi.  Jacobs, Thomas and McGregor mengatakan, bisnis utama Perguruan Tinggi adalah karya ilmiah civitas akademik dan Perguruan Tinggi harus mengelola aset ini,” kata Ida Farida dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/10).

Selain itu, kata Ida,  manfaat dari Open Access Institutional Repository (OAIR) adalah untuk branding keilmuan perguruan tinggi, sentralisasi karya ilmiah di Perguruan Tinggi dan menyediakan karya ilmiah untuk masyarakat luas.

Dalam kesempatan tersebut, Ida juga mengingatkan mahasiswa khususnya Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry bahwa setiap laporan hasil penelitian mahasiswa wajib di-upload ke repository masing masing institusi.

“Berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristekdikti, nomor  B/323/B.B1/SE/2019 tentang Publikasi Karya Ilmiah Program Sarjana, Program Magister, dan Program Doktor wajib wajib di-upload ke repository masing masing institusi,” kata doktor lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Sementara itu, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, Dr Fauzi MSi dalam arahannya mengingatkan mengenai pentingnya menguasai teknologi informasi pada era revolusi industri 4.0.

“Menguasai teknologi sangat penting, khususnya mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan. Sebab, banyak sistem dan aplikasi sekarang ini yang ada di perpustakaan seperti repository membutuhkan orang-orang yang mampu menguasai teknologi sehingga mampu mengelola informasi yang dibutuhkan oleh warga kampus,” kata Fauzi.

Sebelumnya, Ketua Prodi S1 Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry, Nurhayati Ali Hasan MLIS menjelaskan, repository institusi menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang yang harus dilakukan oleh perpustakaan dan juga para mahasiswa dan alumni Ilmu Perpustakaan. Hal itu mengingat perubahan teknologi informasi secara global berpengaruh pada eksistensi perpustakaan sebagai sistem penyebaran informasi.

“Selain kuliah umum, kita juga menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bersama para dosen dan alumni untuk membahas perkembangan dan implementasi Open Journal System (OJS),” kata Nurhayati.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement