Senin 30 Sep 2019 22:11 WIB

SMP IT Al Iman Ikuti NAMA Global Initiative Program 2019

Ini kesempatan berharga bagi Al Iman untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

Penandatangan MOU antara NAMA Foundation dan Yayasan Perguruan Al Iman dan sekolah/yayasan terpilih lainnya.
Foto: Dok SMP IT Al Iman
Penandatangan MOU antara NAMA Foundation dan Yayasan Perguruan Al Iman dan sekolah/yayasan terpilih lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Yayasan Perguruan Al Iman mengirim Muhamad Meladih, kepala sekolah SMPIT Al Iman Bojonggede, Bogor untuk mengikuti pelatihan Edu LEAD dalam kegiatan NAMA Global Initiative Program 2019. Kegiatan pelatihan ini diadakan  di Savero Hotel Depok, Jawa Barat, Kamis-Jumat, 26-27 September 2019.

Ketua Yayasan Perguruan Al Iman, Afrizal Sinaro  mengatakan, SMPIT Al Iman Bojonggede, Bogor  terpilih sebagai penerima manfaat NAMA Global Initiative Program 2019. “Terpilihnya SMPIT Al Iman merupakan penghargaan bagi kami dan kesempatan berharga yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMPIT Al Iman,” ujar Afrizal Sinaro dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (28/9).

Sebelumnya. di tempat terpisah, telah digelar peluncuran dan penandatanganan kerja sama Nama Global Initiative Program 2019 antara NICE Indonesia dan Yayasan Perguruan Al Iman, bertempat di Margo Hotel Depok, Jawa Barat (16/8) lalu. NAMA Integrated Center for Excellence (NICE Indonesia) adalah lembaga yang diberi amanat melaksanakan program sekaligus sebagai representasi NAMA Foundation di Indonesia.

NICE Indonesia bersama Associate akan berkolaborasi bersama menyukseskan kegiatan yang sangat baikini untuk mendukung peningkatan kualitas lembaga-lembaga di sektor pendidikan dan  LSM di Indonesia.

Dasril Guntara, CEO NICE Indonesia dalam sambutannya mengatakan, NAMA Global Initiative merupakan sebuah program pengembangan kapasitas dan pendampingan lembaga yang diinisiasi oleh NAMA Foundation bagi sekolah dan LSM  di empat  negara yakni Indonesia, Kirgystan, Tanzania dan Lebanon.

“Program ini dirancang sebagai bentuk dukungan dan kontribusi NAMA Foundation selama lima  tahun ke depan terhadap proses peningkatan kualitas lembaga pendidikan dan LSM sebagai sektor yang sangat penting dalam menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan aktivitas pembangunan sosial-budaya yang lebih baik di masing-masing negara,” kata Dasril.

Ia menambahkan, NAMA Global Initiative Program 2019 difokuskan untuk meningkatkan kapasitas lembaga pendidikan (sekolah) melalui program ROOTS dan Edu LEAD. ROOTS (Roadmap to Outstanding Educators) merupakan program peningkatan kapasitas bagi para pendidik agar para pendidik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas dan sesuaidengankebutuhanpendidikanabad 21. Misi utama dari program ROOTS adalah ingin melakukan proses transformasi pendidik dari guru yang memiliki pendekatan tradisional dalam mengajar menjadi guru yang transformasional.

“Guru yang transformasional adalah seorang pendidik yang menjadi agen perubah dalam pendidikan yang memiliki pola piker terbuka dan maju; guru yang mengedepankan pembentukan etika, akhlak dan moral pada muridnya barulah keterampilan dan pengetahuan; guru yang mempunyai kemampuan mendidik di abad 21 melalui teknik fasilitasi dan pendampingan yang memberdayakan dan menumbuhkembangkan muridnya menjadi pribadi yang merdeka, berpikir reflektif, dan sadar sebagai manusia pembelajar sepanjang hayatnya,” tuturnya.

Dua guru SMPIT Al Iman, Achmad Fadilah dan Nurminah berkesempatan mengikuti pelatihan ROOTS yang dilaksanakan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) DKI Jakarta (5-8/9).Tindak lanjut setelah pelatihan dilakukan supervisi oleh mentor dari NICE dan dijadwalkan visit sekolah.

Iamenjelaskan, program Edu LEAD  merupakan terobosan baru dalam merekayasa pimpinan sekolah menjadi agen-agen perubah dan mengakselerasi perubahan yang mampu mentransformasikan sekolah  abad 20 menjadi sekolahabad 21. Para peserta Edu LEAD  dilatih sikap, keterampilan, dan wawasan pengetahuan tentang kepemimpinan abad 21, memimpin perubahan, serta mengembangkan seluruh sivitas sekolah untuk  terus tumbuh dan berkembang melampaui batas kemampuan yang saat ini dimiliki.

Penandatangan MOU antara NAMA Foundation dan Yayasan Perguruan Al Iman dan sekolah/yayasan terpilih lainnya diselenggarakan di Hotel Aston Jakarta Selatan (19/9). Dalam sambutannya,  Dr Saleh Bazead, CEO NAMA Foundation mengatakan, bahwa periode kerja sama selama lima tahun dan dilakukan evaluasi setiap satu tahun. Sekolah harus mendata setiap masalah yang ditemukan dan memasukkan dalam laporan tahunan.

Ia menekankan peran penting sekolah dan guru dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan menganalogikan sekolah sebagai inkubator atau dapur dan guru sebagai chef. “Guru, kepala sekolah dan institusi terpilih harus menjadi model atau agen perubahan,” tandasnya.

Acara penandatanganan MOU dirangkaikan dengan  seminar  bertema “Peran sekolah dalam mempersiapkan siswa menjadi warga global”. Seminar tersebut  menghadirkan pembicara Imam Santoso (Senior Learning Consultant of National Geographic Learning), Rahmat Syehani (Founder LLC/Direktur NF Education Center), dan Ainna Fisabilla (Co-founder Emcekaqu Project).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement