Ahad 29 Sep 2019 18:55 WIB

DPP Gema Mathlaul Anwar Gelar Seminar Kebangsaan

Seminar kebangsaan digelar untuk merawat dan menumbuhkan semangat pemuda

DPP Generasi Muda (Gema) Mathla'ul Anwar menggelar seminar kebangsaan dengan Tema Pemuda Dalam Menghadapi Tantangan Keamanan Nasional, Sabtu (28/9).
Foto: Mathla'ul Anwar
DPP Generasi Muda (Gema) Mathla'ul Anwar menggelar seminar kebangsaan dengan Tema Pemuda Dalam Menghadapi Tantangan Keamanan Nasional, Sabtu (28/9).

TANGERANG SELATAN -- DPP Generasi Muda (Gema) Mathla'ul Anwar menggelar seminar kebangsaan dengan Tema "Pemuda Dalam Menghadapi Tantangan Keamanan Nasional", Sabtu (28/9). Hadir sebagai Pembicara Kapolres Kota Tangerang Selatan AKBP Ferdy Irawan, S.IK, M.Si, menggantikan Keynote Speaker Ketua Satgas Nusantara Polri yg juga Kapolda Metro Jaya yang berhalangan  hadir,  Cendekiawan Muslim Yudi Latief, Ph.D, Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Dr. Asrorun Ni'am Sholeh, MA, Pengamat Politik Adi Prayitno.

Ketua DPP Gema Mathla'ul Anwar Ahmad Nawawi mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan seminar Kebangsaan ini, untuk terus merawat dan menumbuhkan semangat kebangsaan. Khususnya dikalangan pemuda Dan mahasiswa.

Kepala Satgas Nusantara Polri melalui Kapolres Kota Tangerang Selatan menyampaikan pemuda muslim dapat berkontribusi dalam keamanan nasional dengan belajar agama Islam secara benar kepada ulama dan kyai yang memiliki kompetensi untuk mengajar agama Islam, bukan belajar dengan guru-guru yang tidak jelas rekam jejak pendidikannya. 

Yudi Latief dalam paparannya menyampaikan bangsa ini harus mulai terbiasa mengenali ancaman keamanan yang bukan ancaman konvensional. Musuh kita bukan lagi dari luar atau kriminal berupa pencurian, tetapi ancaman dari dalam seperti serangan ideologi. Tentu cara menghadapinya berbeda karena membutuhkan human security berupa sistem imun. 

Sementara Asorun Niam Sholeh menyampaikan pemuda muslim sejak dulu memiliki sejarah panjang intelektual yang tinggi. KH Mas Abdurrahman, KH Hasyim Ashari, maupun KH Ahmad Dahlan menelurkan pemikiran brilian di usia muda sehingga pemuda harus mengasah selalu intelektualnya. 

Adi Prayitno menyampaikan pemuda muslim berbasis pesantren harus mampu bersaing masuk ke perguruan tinggi negeri terkemuka agar dapat menularkan pemikiran Islam yang moderat di kampus umum agar kampus umum tidak gampang disusupi pemikiran yang dapat memecah belah bangsa.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement