Selasa 24 Sep 2019 13:15 WIB

Konsistensi Muhammadiyah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa

Muhammadiyah mendahului organisasi lainnya dalam pendidikan dan kesetaraan gender

Pelajar SD Muhammadiyah menjalankan shalat Dhuha di Jakarta, Rabu (29/4). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pelajar SD Muhammadiyah menjalankan shalat Dhuha di Jakarta, Rabu (29/4). (Republika/ Tahta Aidilla)

Sejak awal berdirinya sebuah organisasi yang di beri nama Muhammadiyah oleh pendirinya, K.H. Ahmad Dahlan. Dari 18 November Tahun 1912 sampai dengan sekarang Muhammadiyah sudah berkomitmen untuk memajukan peradaban bangsa Indonesia.

Terbukti, pada masa awal Muhammadiyah berdiri, Muhammadiyah sudah mendahului organisasi Islam lainnya untuk melakukan gerakan pembaharuan, khususnya di bidang pendidikan, sosial, dan kesetaraan gender. 

Konsistensi pendiri Muhammadiyah dalam menjalankan perjuangan memajukan bangsa Indonesia, dapat di rasakan secara mutlak, setelah adanya pengakuan pemerintah, yang secara jelas dituangkan dalam Keputusan Presiden, yang terdata dan tercatat. 

Atas jasa-jasa K.H. Ahmad Dahlan dalam membangkitkan kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaharuan Islam dan pendidikan, maka Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Nasional dengan surat Keputusan Presiden no. 657 tahun 1961. Dasar-dasar penetapan itu ialah sebagai berikut:

KH. Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan ummat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah yang masih harus belajar dan berbuat;

Dengan organisasi Muhammadiyah yang didirikannya, telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya. Ajaran yang menuntut kemajuan, kecerdasan, dan beramal bagi masyarakat dan umat, dengan dasar iman dan Islam;

Dengan organisasinya, Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam; dan

Dengan organisasinya, Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.

Soekarno yang saat itu menjadi presiden Indonesia pertama, bukan tanpa pertimbangan kemudian memberikan tanda jasa (Pahlawan) kepada K.H Ahmad Dahlan. Dalam dasar penetapan K.H. Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan, menggambarkan spirit perjuangan Muhammmadiyah yang sampai saat ini tetap terjaga ruh perjuangannya.

Setelah 16 Tahun Indonesia merdeka, 38 Tahun K.H Ahmad Dahlan meninggal, dan 49 Tahun Muhammadiyah berkontribusi untuk bangsa, pada akhirnya peran Muhammadiyah di akui oleh negara, setelah di tetapkan K.H. Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Kemerdekaan. Ini menjadi spirit besar bagi Persyarikatan Muhammadiyah untuk terus bergerak maju berjuang lebih giat.

Oleh karena itu, saat ini Muhammadiyah telah tercatat memiliki, 4.623 TK/TPQ, 2.604 SD/MI, 1.772 SD/MI, 1.143 SMA/SMK/MA, 67 Pondok Pasantren, 172 Perguruan Tinggi, 457 Rumah Sakit/Rumah Bersalin/BKIP/BKIA/BP, 318 Panti Asuhan/Santunan/Asuhan Keluarga, 54 Panti Jompo, 82 Rehibilitasi Cacat, 71 SLB, 6118 Masjid, 5080 Musholah, 20.945.504 M² Tanah. Data ini, sebagai bukti nyata perjuangan (kontribusi) Muhammadiyah  kepada bangsa Indonesia.

 

Komitmen Muhammadiyah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Indonesia

Muhammadiyah saat ini tidak lepas dari cita – cita mulia pendirinya, yaitu Islam yang sebenar – sebenarnya, bagi Muhammadiyah Islam yang sebenar – benarnya adalah Islam yang mengemukakan rasah kasih dan sayang terhadap seluruh umat manusia (Rahmatan Lil Alamin) . Dalam implementasinya, Muhammadiyah sampai dengan saat ini masih mengakui bahwa Pancasila adalah bagian dari konsekuensi yang harus dijalankan pemeluk agama Islam, sebagai perwujudan dari komitmen kebangsaan.

Dalam bidang kesehatan, Muhammadiyah mendirikan Rumah Sakit atau Amal Usaha sejenis yang dalam pelayanannya tidak membedakan antara satu agama dengan agama lainnya, semua mendapatkan pelayanan yang sama baiknya.

Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah mendirikan PTM, SMA (Setingkat), SMP (Setingkat), SD (Setingkat), TK (Setingkat), dan Amal Usaha sejenis. Dalam proses penyelengaraanya Muhammadiyah berkitmen untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada seluruh masyarakat tanpa memandang status sosial, bahkan Muhammadiyah juga memberikan ruang kepada Mahasiswa/Siswa WNA (Warga Negara Asing) untuk mengenyam pendidikan di Amal Usaha pendidikan milik Muhammadiyah. Begitupun konsistensi Muhammadiyah mengimplementasikan pelayanannya pada Amal Usaha lainnya. 

Secara Religiusitas Muhammadiyah memancarkan cahaya amal jariyah, secara intelektualitas Muhammadiyah memancarkan cahaya kecerdasan, secara humanitas Muhammadiyah memancarkan cahaya kepedulian sosial, semua itu demi mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.

Konstruksi mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, tergambar jelas dalam tujuan organisasi  Muhammadiyah  yang dijelaskan dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah Bab III pasal 6 (enam), sebagai berikut:

“Maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”

Penjelasan mengenai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimaknai sebagai masyarakat tauhid yang moderat, teladan, inklusif dan toleran, solid dan peduli sesama.

Selain itu juga mempunyai makna kesadaran mengemban amanah sebagai wakil Allah di bumi yang bertugas menciptakan kemakmuran, keamanan, kenyamanan dan keharmonisan serta cepat menyadari kesalahan dan kekhilafan untuk kemudian meminta maaf. Sehingga terhindar dari dosa dan durhaka yang berkepanjangan sebagai upaya mendapatkan kebahagiaan di akhirat.

Sejalan dengan tujuan Muhammadiyah, Abdul Mu'ti (Sekretaris Jendral Muhammadiyah), seorang Dosen yang spesifik keilmuannya linear jurusan Pendidikan (S1 s/d S3) pernah mengatakan.

“Konsensus segala bangsa harus hadir di dalamnya memberi makna kehadiran kita kemudian memberi kontribusi negara yang sesuai cita-cita bangsa alinea keempat pembukaan UUD 1945 ikut mencerdaskan kehidupan bangsa.”

Apa yang di sampaikan oleh Abdul Mu'ti, adalah perwujudan dari apa yang telah di lakukan (komitmen) Muhammadiyah sejak tahun 1912 sampai dengan saat ini, dan di era revolusi industri 4.0, Muhammadiyah tetap menunjukkan komitmennya di dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pengirim: Novri Topit, aktivis muda Muhammadiyah

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement