Selasa 17 Sep 2019 15:10 WIB

Dosen UNS Temukan Material Pengisi Tulang

Material bernama bone graft ini dibuat dari tulang sapi.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Dosen dari Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Joko Triyono bersama tim berhasil menciptakan material tiruan yang digunakan untuk menggantikan atau memperbaiki tulang yang rusak yang disebut bone graft atau bone filler. Hasil karya Joko dan tim tersebut diberi nama Semar Bone Graft.
Foto: Dok UNS
Dosen dari Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Joko Triyono bersama tim berhasil menciptakan material tiruan yang digunakan untuk menggantikan atau memperbaiki tulang yang rusak yang disebut bone graft atau bone filler. Hasil karya Joko dan tim tersebut diberi nama Semar Bone Graft.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Dosen dari Program Studi (Prodi) Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Joko Triyono bersama tim berhasil menciptakan material tiruan yang digunakan untuk menggantikan atau memperbaiki tulang yang rusak. Material yang disebut bone graft atau bone filler ini memiliki fungsi sebagai material pengisi tulang. Hasil karya Joko dan tim tersebut diberi nama Semar Bone Graft.

Joko mengatakan, dalam melakukan penelitian hingga menghasilkan produk tersebut dia melibatkan beberapa dosen dari disiplin ilmu. Di antaranya dosen dari Fakultas Kedokteran (FK) UNS Suyatmi, serta dokter spesialis dari RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten, I Dewa Nyoman Suci Anindya Murdiyantara.

Baca Juga

Joko menjelaskan, UNS mengembangkan bone graft karena produk bone graft yang digunakan di rumah sakit merupakan buatan luar negeri. Hingga saat ini belum ada produk lokal yang masuk dalan e-catalog.lkpp.go.id sebagai syarat produk bisa diklaimkan BPJS. Selain itu, banyak kasus operasi patah tulang yang memerlukan bone graft. Berdasarkan survei pada 2010, terdapat 4.537 pasien patah tulang di RS Orthopedi Prof Soeharso Surakarta.

"Untuk itu, kami ingin mengembangkan bone graft yang terbuat dari bahan xenograft atau dari tulang sapi. Tulang sapi diambil dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jagalan Solo," ujar dia, seperti tertulis dalam siaran pers.

Cara pembuatannya dengan pemilihan bahan berupa tulang sapi yang masih segar. Kemudian proses demineralisasi dan deproteinisasi atau proses menghilangkan kandungan mineral dan protein.

Caranya dengan menjemur tulang di bawah sinar matahari kemudian direbus dengan air mendidih sebanyak tiga kali. Kemudian tulang dipotong menjadi bagian kecil-kecil dengan ukuran 10 x 10 x 10 mm. Lalu dipanaskan di oven hingga suhu 1.200 derajat celcius selama dua jam serta dilakukan proses sterilisasi bahan.

"Kami memilih tulang sapi karena kami ingin memanfaatkan produk lokal dan tulang sapi ini biasanya belum dimanfaatkan secara maksimal. Sehingga kami berusaha untuk bisa memaksimalkan manfaat dari tulang sapi ini, dan tentunya harganya juga murah," ucapnya.

Sedangkan bone graft impor biasanya terbuat dari bahan sintetis atau dari bahan-bahan kimia. Joko menyatakan, material yang biasa digunakan di rumah sakit masih impor. Dia mencontohkan produk impor Bio-oss, Bongros dari Korea. Harga produk impor tersebut mencapai Rp 1,7 juta per 5 cc dan sudah masuk e-catalog.lkpp.go.id.

"Sedangkan kalau kita pakai Semar bone graft ini harganya jauh lebih murah yaitu Rp 400 ribu per 10 cc," ungkap Joko.

Joko dan tim sudah melakukan uji coba dengan tikus putih bekerja sama dengan Fakultas Peternakan UGM. Hasilnya, tidak ada peradangan, tidak ada infeksi dan ada tulang yang tumbuh.

Joko berharap hasil temuannya bersama tim nantinya bisa dikembangkan dan ditindaklanjuti kerjasama dengan industri. Penelitian tersebut sudah dilakukan sejak 2016. Berkat temuannya tersebut, dia memperoleh hibah Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) dari Kemenristekdikti senilai Rp 200 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement