Senin 16 Sep 2019 20:21 WIB

Keseriusan Pemerintah Diuji Lewat Kabut Asap

Masyarakat Riau dan Kalimantan Tengah menunggu keseriusan Pemerintah atasi Karhutla

ASAP KEBAKARAN HUTAN RIAU
Foto: ANTARA/Rony Muharrman
ASAP KEBAKARAN HUTAN RIAU

Udara hitam pekat membumbung tinggi. Membuat dada sesak bernafas, mata terasa perih. Jarak pandang bagi pengendara kendaraan bermotor pun amat terbatas, terutama di pagi hari. Kualitas udara di sebagian wilayah dinyatakan sudah dalam level berbahaya. Inilah gambaran kondisi Riau terkini. Entah sampai kapan masyarakat di sana dapat bertahan. 

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau terjadi sejak tahun 1998 hingga sekarang. Itu artinya sudah 21 tahun masyarakat Riau harus menghadapi Karhutla sebagai bencana tahunan mereka. Tahun ini disebut terparah dari tahun-tahun sebelumnya. Sayangnya, dilansir dari laman m.liputan.com, menurut Komandan Distrik Militer 0320 Dumai Letnal Kolonel Horas Sitinjak, 99 persen Karhutla disebabkan ulah tangan manusia, dengan alasan pembukaan lahan baru. Hanya 1 persen yang disebabkan oleh cuaca. 

Baca Juga

Itulah mengapa Kepala Departemen Advokasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Zenzi Suhadi menilai, Karhutla di Riau dan Kalimantan Tengah terjadi lantaran pemerintah dan polisi tidak tegas dalam menindak korporasi yang terlibat di dalamnya. Sepanjang 2016 hingga 2018, Surat Penghentian Penyidikan Perkara (SP3) kerap diterbitkan pada kasus yang diproses.

Terlepas dari berbagai hal, tentu menjadi kondisi yang memprihatinkan, manakala Karhutla sepanjang 21 tahun belum bisa diselesaikan. Mengingat Karhutla merupakan kejadian berulang, sudah semestinya pemerintah memiliki formulasi pencegahan dan penanganan yang kian baik dari waktu ke waktu. Jangan sampai terkesan masalah terbengkalai tanpa penyelesaian. Keseriusan pemerintah diuji. Masyarakat Riau menuntut keseriusan ini. 

Pengirim: Ummu Syaqieb, IRT, Member Writing Class With Has (WCWH), Pemerhati Sosial Masyarakat

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement