Senin 16 Sep 2019 15:49 WIB

Meneladan Sosok BJ Habibie

Sosok BJ Habibie diteladani berdasar cintanya kepada NKRI dan istri

BJ Habibie
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
BJ Habibie

Berpulangnya presiden ke-3 Republik Indonesia yakni Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie meninggalkan banyak pelajaran yang patut diteladani bagi seluruh rakyat Indonesia. Tepat pada hari Rabu, 11 September 2019 pukul 18.05 WIB beliau dipastikan telah meninggal di RSPAD Gatot Subroto Jakarta yang disampaikan oleh putranya, yakni Thareq Kemal.

Berita tersebut langsung tersebar luas melalui media elektronik, media cetak maupun media sosial. Sebelumnya, Habibie telah menjalani perawatan secara intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019.

Baca Juga

Banyak yang perlu kita teladan dari beliau, di antaranya tentang rasa cinta yakni cinta terhadap NKRI yang tinggi dan cinta terhadap istri sebagai pasangan yang sejati. Rasa cintanya terhadap NKRI dibuktikan dengan kesiapannya untuk pulang ke tanah air Indonesia yang saat itu ia bekerja di Jerman sebagai Vice President sekaligus Direktur Teknologi di MBB (Messerchmitt-Blkow-Blohm).

Posisi tersebut menjadikan ia satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki jabatan nomor dua di perusahaan pesawat terbang milik Jerman. Padahal, segala fasilitas dan jaminan hidup tersedia disana. Tapi ia rela meninggalkannya untuk membangun dan mengabdi bagi tanah air tercinta, Indonesia.

Adapun cintanya terhadap Ainun sudah tidak diragukan lagi. BJ Habibie merupakan sosok laki-laki yang sangat menyayangi keluarga, terutama terhadap sang istri (Ainun). Romantisme keduanya seolah tidak pernah pudar walau maut memisahkannya.

Mereka menjadi cerminan cinta yang sempurna dan dapat dijadikan gambaran bagaimana cinta yang sebenarnya harus dimiliki. Hal itu tergambarkan dalam filmnya Habibie & Ainun yang telah tayang pada 2012 yang lalu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi-mimpi.

Dengan berpulangnya BJ Habibie kepada Tuhan Yang Maha Suci, semoga kita bisa meneladani dari kehidupannya yang penuh arti, terutama tentang rasa cinta; cinta terhadap NKRI yang begitu tinggi dan kepada istrinya sebagai pasangan yang sejati. 

Penulis: Afip Miftahul Basar, Guru SIT SMPIT Nurul Fajri, Cikarang Barat - Bekasi

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement