Senin 09 Sep 2019 10:31 WIB

Jubir Wapres Tetap Mengajar Mahasiswa Unhas

Husain Abdullah mengisi mata kuliah Studi Konflik dan Perdamaian Internasional.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Universitas Hasanuddin, Makassar
Universitas Hasanuddin, Makassar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ilmu Hubungan Internasional (HI) FISIP Unhas, yang juga Juru Bicara Wakil Presiden Republik Indonesia, Husain Abdullah, kembali ke kampus. Di sela-sela kesibukan sebagai pendamping Wapres Jusuf Kalla, Husain Abdullah tetap melaksanakan tugas sebagai dosen.

Hari ini Senin (9/10), Husain Abdullah mengisi mata kuliah Studi Konflik dan Perdamaian Internasional. Mata kuliah wajib di Departemen HI Unhas ini diprogramkan untuk mahasiswa Semester V atau angkatan 2017/2018.

"Dilihat dari sejarah terbentuknya, Studi HI itu adalah ilmu yang mempelajari perdamain. Ilmu ini lahir dan berkembang dimotivasi oleh perang dunia pertama dan perang dunia. Dengan besarnya kerusakan akibat perang, para ahli dan negarawan bertekad untuk mencegah terjadinya perang baru. Itulah sebabnya Studi HI lahir," kata Husain dalam keterangan yang diterima Republika, Senin (9/9).

Dosen yang sering kali terlibat dalam perundingan-perundingan dan pertemuan internasional di forum bilateral dan multilateral ini menjelaskan, bagi Indonesia, urusan perdamaian adalah urusan wajib.  Hal itu tertuang dalam konstitusi, dimana Indonesia tidak hanya diminta untuk peduli dengan perdamaian, namun juga harus aktif memelihara perdamaian.

Husain Abdullah selanjutnya menjelaskan, pengertian perdamain itu ada yang positif, ada yang negatif. Perdamaian positif adalah situasi yang tidak ada konflik dan kekerasan, dan masyarakat terbebas dari kemiskinan, ketakutan, dan berbagai masalah lainnya.

Sementara perdamaian negatif, adalah situasi yang tidak ada perang dan konflik, namun masyarakat masih menghadapi masalah-masalah seperti kemiskinan, kelaparan, penyakit menular, dan sebagainya.

"Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB adalah organisasi internasional yang visi utamanya adalah perdamaian. Itulah sebabnya, di PBB ada banyak lembaga yang tidak terkait dengan politik dan perang, seperti WHO yang mengurus kesehatan, UNICEF yang mengurus anak-anak, UNESCO yang mengurus pendidikan dan kebudayaan. Fokusnya itu adalah terciptanya perdamaian positif," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement