Senin 26 Aug 2019 10:13 WIB

Ketua OJK akan Dikukuhkan sebagai Guru Besar tidak Tetap UNS

Untuk pertama kalinya, UNS akan memiliki Guru Besar Tidak Tetap Bidang Ilmu Manajemen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) periode 2017-2022, Wimboh Santoso, akan dikukuhkan sebagai guru besar tidak tetap di bidang Ilmu Manajemen Risiko pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Pengukuhan akan dilakukan di Auditorium GPH Haryo Mataram UNS, Solo, Jawa Tengah, Senin (26/8). Untuk pertama kalinya, UNS akan memiliki Guru Besar Tidak Tetap Bidang Ilmu Manajemen Risiko FEB. 

Dalam mengukuhan guru besarnya, Wimboh akan menyampaikan pidato dengan judul Revolusi Digital: New Paradigm di Bidang Ekonomi dan Keuangan. Pidato tersebut menjelaskan mengenai pemanfaatan teknologi dalam pengembangan ekonomi.

Baca Juga

Rektor UNS, Jamal Wiwoho mengatakan saat ini UNS sangat membutuhkan keahlian dari Wimboh. Selain pada tataran konsep teori, Wimboh sudah matang pada level praktis. Hal itu berdasarkan pengalaman Wimboh berkarir di World Bank hingga saat ini sebagai Ketua DK OJK.

 "Hal ini akan mewarnai riset dan publikasi UNS ke depan dan menjadikan UNS sebagi center of excellent di bidang Manajemen Resiko," kata Jamal saat jumpa pers di UNS Inn, Sabtu (24/8). 

Selain itu, lanjutnya, UNS juga membutuhkan keahlian Wimboh dalam menghadapi era industri 4.0. Dimana telah terjadi disrupsi pada pengelolaan dan penyelenggaraan perguruan tinggi, terutama dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 

"Kalau kita lihat parameter pengukuran Webometrics, impact UNS paling tertinggi se-Indonesia. Dengan kehadiran Prof Wimboh, ke depan UNS akan lebih mampu memberikan impact yang sangat operasional dan strategis dalam memberi solusi terkait problem ekonomi Indonesia," ucap Jamal.

Sementara itu, Wimboh Santoso, mengaku kehidupan UNS bukan hal baru karena dia merupakan alumnus FEB UNS. Wimboh juga mengaku sempat mengajar sebagai dosen, meskipun belum berstatus PNS.

Kariernya dimulai saat menjadi staf junior bidang pengawasan di Bank Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia di New York, Amerika Serikat. Setelah kembali ke Indonesia, dia menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri. 

Terkait pidato pengukuhannya nanti, dia akan menjelaskan bagaimana mempelajari laporan perbankan jangka panjang. "Dengan demikian kita akan tahu seberapa besar potensi kerugian, termasuk menyiapkan modal untuk menutup kerugian itu. Inilah yang dinamakan manajemen risiko," ucap pria kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, tersebut. 

Wimboh juga bersyukur dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukungnya sehingga bisa dikukuhkan sebagai guru besar UNS. Wimboh mengaku saat ini masih aktif mengajar di beberapa perguruan tinggi, antara lain, Universitas Indonesia, UNS dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement