Ahad 25 Aug 2019 16:47 WIB

Hari Kemerdekaan, Saatnya Semua Pemuda Bergerak

Peran pemuda untuk mengisi Kemerdekaan semakin jelas khusus di era Bonus Demografi

Sejumlah pemuda berpakaian adat Papua memainkan musik 'Drum Blek' saat kirab budaya nusantara di Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (20/8/2019).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Sejumlah pemuda berpakaian adat Papua memainkan musik 'Drum Blek' saat kirab budaya nusantara di Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (20/8/2019).

“Tujuh Belas Agustus Tahun Empat Lima itulah hari kemerdekaan kita.. “ itulah lirik lagu yang setiap tanggal 17 Agutus selalu dinyanyikan atau bahkan selama bulan agustus selalu dinyanyikan. Lagu hari merdeka yang diciptakan oleh H Mutahar.

Irama lagu hari kemerdekaan membuat semangat yang menyanyikannya menyala. Dari awal lagu hingga akhir lagu.

Baca Juga

Hari kemerdekaan Indonesia yang memasuki usia ke 74 tahun, merupakan peristiwa yang perlu disyukuri oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, karena berkat Rahmat Allah SWT dan usaha dari para pejuang, kita bisa hidup dengan tenang dan damai pada saat ini.

Usaha meraih kemerdekaan tentu tidak lepas dari peran pemuda saat itu, Syahrir, Wikana, Darwis, Chaerul Saleh. Terutama Sutan Syahrir yang mendesak soekarno dan hatta untuk melangsungkan proklamasi kemerdekaan.

Peran Syahrir inilah yang perlu kita contoh, bahwa pemuda dengan semangat yang tinggi untuk meraih suatu yang diinginkan. Entah bagaimana jadinya ketika sutan syahrir dan pemuda lainnya saat sebelum kemerdekaan tidak mendesak soekarno dan hatta serta golongan tua lainnya atau bahkan tidak peduli. Mungkin kita tidak akan merdeka.

Sejarah Pemuda Indonesia.

Dalam sejarah Pemuda Indonesia, bukan hanya dalam peristiwa kemerdekaan saja pemuda indonesia menorehkan sejarah. Perjuangan pemuda diawali pada masa hindia belanda untuk melawan pemerintahan hindia belanda yang merampas hak pribumi pada saat itu.

Menurut Sartono Kartodiharjo, ada tiga yang menjadi latar belakang pergerakan pemuda saat itu. Pertama adalah Fase Kolonialisme VOC, kedua adalah fase kolonalisme konservatif atau setelah keruntuhan VOC,  ketiga adalah fase tanam paksa. 

Atas dasar penderitaan selama tiga abad dijajah oleh belanda maka muncul lah kaum-kaum terpelajar di zaman kemajuan Indonesia Sekitar Abad 20. Pada Abad ini juga berdiri beberapa Organisasi Pemuda, Seperti Boedi Oetomo, Tri Koro Dharmo, Organisasi Jong Java, Jong Sumatranen Bond (JSB) dan beberapa Organisasi Pemuda lainnya. 

Selain itu, pada tahun 1928, adanya Kongres Pemuda yang dilaksanakan pada tanggal 27 -28 Oktober 1928 yang menghasilkan keputusan yang kita kenal dengan sumpah pemuda. Keputusan ini menegaskan  cita – cita akan ada “tanah air Indonesia”, “Bangsa Indonesia” dan “Bahasa Indonesia”.

Dalam pasca kemerdekaan perjuangan pemuda bisa dilihat pada rentang waktu 1950 hingga 1959 dimana muncul organisasi organisasi kemahasiswaan, lalu pada tahun 1966 para pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak mengambil peran dalam mendirikan orde baru atau yang biasa disebut angkatan 66

Pada tahun 1998 Gerakan Pemuda berhasil menuntut reformasi dan dihapusnya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, hingga ribuan pemuda dan mahasiswa saat itu mencapai klimaks dengan pernyataan pengunduran diri Presiden Soeharto didalam Jabatannya.

Peran Pemuda

Saat ini pun peran pemuda masih sangat jelas terlihat terutama menjelang bonus demografi Indonesia. Saat ini banyak pemuda yang sudah menunjukan semangatnya di berbagai bidang.

Ada pemuda yang konsen pada isu perdamaian, yang terkenal saat ini yaitu Irfan Amalee, di bidang politik lebih banyak lagi, berdirinya Partai Solidaritas Indonesia, yang mayoritas diisi oleh para pemuda, bidang ekonomi dan teknologi banyak pemuda yang sudah berhasil di bidang ekonomi, ada Achmad Zaky pendiri Bukalapak, William Tanuwijaya Pendiri Tokopedia, Nadiem Makarim pendiri Gojek dan masih banyak lainnya.

Pemuda pemuda yang sudah sukses tersebut harus menjadi contoh bagi kita semua untuk mengisi kemerdekaan masa kini. Tentu mereka mendapatkan kesuksesan tidak sekedar “abracadbra” dan langsung menjadi besar.

Dalam usia muda untuk mengisi kemerdekaan tentu banyak yang bisa dilakukan. Pertama adalah fokus kepada kelebihan. Terkadang dalam usia muda, selalu ada perasaan gundah saat akan melakukan sesuatu, dalam beberapa hal kita selalu memikirkan kelemahan bukan berfikir kepada kelebihan yang kita punya. Sehingga ide yang ada akan terhenti tanpa terealisasi.

Kedua, kita bisa fokuskan untuk mengambil peluang. Dalam beberapa hal kita selalu mempunyai mindset “gimana kedepannya” atau sering berkata “nanti saja deh”. Atau bahkan kita lebih takut kepada ancaman yang akan kita dapatkan, padahal baru saja akan mulai. Dan akhirnya tidak akan pernah memulai

Ketiga, kita bisa berkumpul untuk membuat sebuah ekosistem pergerakan, membentuk sebuah pergerakan dalam ide, visi dan misi yang sama. Hari ini tidak sedikit pemuda yang apatis yang tidak peduli dengan kondisi sekitar. Atau bahkan mempunyai mindset “masalah sudah ada yang urus”. 

Keempat, jika kita tidak bisa mengumpulkan orang, ikutlah organisasi pemuda yang mempunyai ide, visi dan misi yang sesuai dengan visi yang kita punya. 

Kelima, yaitu bergerak. Ketika semua kelebihan, peluang sudah rapih tersusun, lalu sudah berkumpul dengan orang yang memiliki visi yang sama. sudah saatnya bergerak, membuat karya, tidak perlu dengan target besar. cukup satu tapi bisa menuliskan sejarah dan bermanfaat bagi orang daripada banyak tapi tidak terlaksana.

Kita bergerak di era kemerdekaan masa kini, untuk menjadi kebanggaan bangsa dan negara, dan paling minimal untuk menjadi kebanggan keluarga kita dan menjadi sejarah yang akan di ceritakan kepada anak cucu kita kelak.

Wallahu‘alam Bisshawab

Penulis: Fathin Robbani Sukmana, Ketua PC Pemuda Muhammadiyah Cibitung, Kabupaten Bekasi

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement