Ahad 18 Aug 2019 11:13 WIB

Pemerintah Targetkan 400 Ribu Penerima KIP Kuliah pada 2020

Pembangunan SDM menjadi fokus pemerintah pada lima tahun ke depan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andri Saubani
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.
Foto: Fakhri Hermansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan memberikan beasiswa untuk pendidikan tinggi berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah pada 2020. Menristekdikti, Mohamad Nasir mengatakan sebelumnya penerima bantuan serupa berjumlah 130 ribu orang namun sekarang ditambah menjadi 400 ribu orang.

Hal tersebut diungkapkannya pada saat menghadiri Upacara HUT ke-74 RI di Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (17/8). Menurut Nasir, hal ini dilakukan salah satunya sebagai langkah membangun sumber daya manusia (SDM) sesuai fokus pemerintah selama lima tahun ke depan.

"Bonus demografi yang kita miliki harus benar-benar kita optimalkan dengan mencetak sumber daya manusia Indonesia yang unggul. Peluang ini akan menjadi emas jika kualitas pendidikan terus kita tingkatkan," kata Nasir.

Program ini, kata Nasir juga sedang dikomunikasikan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Hal tersebut dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi yang mengatakan rapat antara kedua kementerian sudah dimulai.

"KIP kuliah ini kan sebenarnya perluasan dari bidikmisi. Sehingga nanti anak-anak yanglulus SMA/SMK yang dapat program KIP memang layak mendapatkan KIP kuliah kita lanjutkan di sini, jadi berlanjut," kata Didik menjelaskan.

Didik mengatakan, sasaran KIP tiap tahun selalu ditambahkan. Siswa SMA secara umum yang menjadi sasaran KIP berjumlah 1,4 juta dan khusus untuk kelas 3 SMA yakni sekitar 400 ribu.

Sementara siswa SMK yang menjadi penerima KIP berjumlah 1,7 juta dengan jumlah perkiraan lulusan kelas 3 SMK sekitar 500 ribu. "Tentu kan enggak semuanya masuk perguruan tinggi, sebagian kerja. Jadi nanti inputnya dari situ," kata Didik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement