Rabu 14 Aug 2019 19:14 WIB

Perlu Waktu Gunakan Komponen Lokal untuk Mobil Listrik

Tiga komponen utama mobil listrik berbeda dengan mobil berbahan bakar minyak.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Mobil Listrik
Foto: pixabay
Ilustrasi Mobil Listrik

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Agen Pemegang Merek (APM) mobil Toyota dan Honda mengaku telah memiliki teknologi mobil listrik dan siap mengembangkannya di Indonesia. Hanya saja, sebagai produsen, masih membutuhkan waktu untuk bisa menggunakan komponen-komponen lokal dalam memproduksi mobil listrik. 

Baca Juga

Direktur Teknik Toyota Manufacturing Indonesia, Yui Hastoro menuturkan, tiga komponen utama mobil listrik berbeda dengan mobil berbahan bakar minyak. Tiga komponen utama tersebut yakni baterai, power train, dan motor. Ketiga komponen tersebut kemungkinan masih membutuhkan pemenuhan dari barang impor karena belum diproduksi di Indonesia. 

"Kita tidak bisa langsung melakukan lokalisasi terhadap tiga komponen itu. Jadi harus secara bertahap karena membutuhkan proses yang panjang," kata Yui di Kementerian Perindustrian, Rabu (14/8). 

Yui menuturkan, Toyota setidaknya membutuhkan waktu tenggang yang bisa diatur oleh pemerintah agar industri bisa melakukan penyesuaian. Pihaknya meminta semua pihak untuk mempertimbangkan kemampuan dari industri komponen otomotif dan industri dasar bahan baku di Indonesia. 

Sebab, seluruh sektor industri saling memiliki keterkaitan dalam membentuk rantai pasok mobil listrik. "Jadi ini membutuhkan wkatu dan kita mempertimbangkan kemampuan industri otomotif." katanya. 

Bercermin dari upaya Toyota melakukan lokalisasi terhadap komponen mobil konvensional, Yui mengatakan pihaknya juga melalui proses yang berat. Saat ini, kandungan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) mobil-mobil yang diproduksi Toyota mencapai 85 persen. 

Toyota melalui banyak tantangan untuk memenuhi kebutuhan dari komponen buatan dalam negeri karena rantai pasok industri domestik perlu perbaikan. Selain masalah ketersediaan bahan baku, Yui mengatakan, produk lokal harus memiliki daya saing dari segi harga ketika berhadapan dengan produk impor. 

Di sisi lain, strategi promosi komponen lokal masih perlu dibenahi. Sebab, komponen mobil yang saat ini terutama diimpor dari Australia, Qatar, dan Dubai menggunakan strategi promosi yang kuat sehingga mudah didapat oleh pelaku industri otomotif dalam negeri. 

Sementara itu, Direktur Inovasi Bisnis, Penjualan, dan Pemasaran Honda Prospect Motor, Yusak Billy, mengatakan hal senada. Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar dua tahun agar produsen mobil listrik bisa menggunakan komponen inti dari produksi lokal. 

"Kami sudah ada teknologi itu (mobil listrik) dan sangat mendukung sekali. Tapi, ada tiga komponen yang masih belum bisa dilokalisasi," ujarnya. 

Sejauh ini, Yusak mengatakan, Honda masih melakukan pengembangan untuk kebutuhan komponen baterai, power train, dan motor yang dibutuhkan untuk mobil listrik. Setelah regulasi tentang kendaraan listrik diterbitkan seutuhnya, Honda akan bersiap-siap untuk mulai melakukan menjalankan proyek mobil listrik. 

Adapun untuk mobil konvensional yang diproduksi Honda saat ini, Yusak mengatakan telah memiliki kandungan TKDN hingga Rp 89 triliun. Perusahaan saat ini juga telah melakukan ekspor produk mobil jadi dengan nilai Rp 1,2 triliun per tahun. "Peraturan akan membuat kami untuk terus memacu lokalisasi komponen," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement