Selasa 13 Aug 2019 18:01 WIB

Alumni ITB: Galakkan Teknopreneur di Perguruan Tinggi

Technopreneurship dinilai perlu digalakkan pada mahasiswa perguruan bidang teknologi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Ridwan Djamaluddin (tengah) dan Direktur Re-Industrialisasi IA ITB Achmad Rizal (kanan) melihat robot bawah air yang dipamerkan dalam Indonesianisme Summit 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (13/8/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Ridwan Djamaluddin (tengah) dan Direktur Re-Industrialisasi IA ITB Achmad Rizal (kanan) melihat robot bawah air yang dipamerkan dalam Indonesianisme Summit 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (13/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) Ridwan Djamaluddin mengatakan technopreneurship harus lebih digalakkan pada mahasiswa di perguruan-perguruan tinggi berbasis teknologi. Kalangan teknokrat dan praktisi menurutnya juga harus berpikir lebih agresif menjadikan pengusaha mampu memanfaatkan teknologi sebagai basis mengembangkan usahanya.

"Saya ingin mengajak semua kalangan berpikir serius, sejenak saja. Bangsa ini punya banyak potensi: sumber daya alam berlimpah, sumber daya manusia juga sangat mumpuni. Sekarang saatnya kita melangkah, memanfaatkan teknologi untuk kepentingan-kepentingan bisnis dan komersial, dan tidak lagi malu-malu untuk mengomersialkan teknologi," ujar Ridwan saat pembukaan "Indonesianisme Summit 2019" di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (13/8).

Ridwan menyampaikan, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia memberdayakan teknologi, untuk menjadikan semua aset berdaya secara masif. Semua kalangan bisa dan harus memanfaatkan teknologi.

"Jika tidak, ratusan juta jiwa penduduk Indonesia akan terus jadi penonton yang menyaksikan semua potensi dan kekayaannya dimanfaatkan dan dipanen asing. Ini tidak main-main. Sekarang saatnya untuk mulai dan bangkit secara lebih serius. Kita harus berbuat. Karya di atas kata-kata," lanjut Ridwan.

Ridwan mengajak semua kalangan tidak lagi alergi berbicara membisniskan teknologi dan menteknologikan bisnis. Kata Ridwan, sinergi keduanya menjadi sangat mendesak untuk dilakukan.

"Supaya hasilnya benar-benar optimal dan bermanfaat. Supaya asing tidak lagi bisa menguasai kita. Kita punya potensi, kita manfaatkan dengan teknologi," kata Ridwan.

Ridwan mencontohkan gerak cepat para pelaku bisnis untuk membisniskan start-up adalah sebuah contoh nyata bahwa masyarakat bisnis dan teknologi tak lagi alergi untuk membisniskan teknologi, kendatipun kerja tersebut belum memperlihatkan hasil yang nyata.

Ridwan menambahkan, teknologi selalu menandai lahirnya peradaban manusia, mulai dari zaman batu sampai era informasi. Namun, tidak semua teknologi mampu bertahan pada zamannya. Hanya teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan dan bisnis manusia yang akan berkembang.

"Dalam hal ini, teknopreneur-lah yang menjadi lakon utama dalam membawa teknologi ke pasar. Jika melihat perkembangan teknologi dan kemajuan bisnis, saya sangat yakin, komersialisasi teknologi tak lama lagi akan menjadi kebutuhan, hal yang lumrah dan sangat biasa," ucap Ridwan.

Hal senada diungkapkan Direktur Re-Industrialisasi IA ITB Achmad Rizal. Menurutnya masih banyak yang tidak menyadari technopreneurship adalah sebuah hal yang seharusnya mendapat perhatian lebih besar.

"Technopreneurship perlu digalakkan pada mahasiswa dan alumni universitas yang bergerak di bidang teknologi," ujar Rizal.

Teknopreneur adalah pengusaha yang memanfaatkan teknologi untuk mengerjakan sesuatu yang baru (inovasi) atau menemukan teknologi sebagai basis untuk mengembangkan usahanya. Dengan ini, para lulusan perguruan tinggi tidak usah menjadi agen-agen perusahaan asing.

"Ingat, bangsa yang menguasai dunia adalah yang menguasai teknologi, pencipta teknologi, penyerap teknologi, dan pengguna teknologi. Kini sudah saatnya kita mengembangkan ekosistem teknologi untuk kemandirian bangsa agar bangsa kita tidak hanya sebagai penonton dalam kemajuan peradaban," kata Rizal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement