Rabu 07 Aug 2019 18:53 WIB

Bencana Gempa, Ujian atau Peringatan ?

Bencana adalah ujian bagi yang beriman dan peringatan bagi yang berpaling dari Allah

Warga memungut tiang kayu rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Warga memungut tiang kayu rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).

Negeri kita Indonesia kembali di guncang bencana, belum hilang trauma gempa yang lalu kini harus terulang kembali. Lagi dan lagi bencana silih berganti mempora porandakan negeri, Menyisakan duka yang mendalam. Sudah sepantas nya bagi orang-orang yang berpikir untuk senantiasa bermuhasabah atas bencana yang telah terjadi. Apa yang menyebabkan Allah menimpakan bencana di tanah kita? Dan mendorong alam untuk marah kepada kita? Mungkin ada yang berpendapat bahwa musibah ini adalah murni karena faktor alam tidak ada hubungan nya dengan perilaku manusia,benarkah? 

Sebagai seorang muslim yang mengakui allah sebagai dzat yang Maha Perkasa, mengakui bahwa Allah sebagai pencipta dan pengatur alam semesta tentu tidak demikian cara pandang nya. Bencana bisa di katakan sebagai ujian atau bahkan peringatan. Lantas bagaimana dengan bencana yang menimpa negeri kita?

Baca Juga

Allah menimpakan bencana sebagai ujian bagi orang-orang yang beriman untuk menguji keimanan nya, seberapa kuat keimanan nya ketika Allah timpakan ujian semakin kokoh atau justru iman itu mengering. Ya, bencana itu merupakan bentuk rasa sayang Allah kepada hamba nya untuk meningkatkan derajat keimanan dan ketakwaan di hadapan Allah SWT apabila ia bersabar.

Begitu pula bencana dikatakan sebagai peringatan dari Allah, apabila manusia berpaling dari hukum Allah, bermaksiat kepada Allah sehingga mengundang murka Allah lalu Allah timpakan kepada nya bencana untuk menunjukan kepada manusia betapa balasan Allah benar-benar nyata bagi orang-orang yang berpaling dari-Nya. Dan merupakan sinyal dari Allah agar manusia kembali ke jalan yang lurus.

Dari sinilah kita harus bercermin, di mana posisi kita berada, tergolong orang-orang beriman yang Allah uji dengan bencana, atau termasuk orang-orang yang berpaling dari Allah yang Allah peringatkan dengan bencana. 

Jika kita lihat realitas di negeri kita, kasus korupsi yang menjamur, kasus kriminalitas dan berbagai bentuk kejahatan yang menjadi konsumsi berita setiap hari, LGBT merajalela, Kriminalisasi para ulama dan simbol-simbol islam, dan lain sebagai nya. Hal ini menunjukan bahwa kondisi negeri kita tidak dalam keadaan baik-baik saja, berbagai kekacauan terjadi karena manusia terlalu banyak bermaksiat kepada Allah bahkan menentang hukum Allah. Jika bencana tak juga mampu memperingatkan manusia, lantas apalagi yang harus Allah timpakan kepada manusia yang selalu durhaka ?

Sudah saat nya kita bermuhasabah, mengoreksi dan memperbaiki kondisi kita, cukuplah Allah peringatkan dengan gempa, jika bencana ini tak ingin terulang kembali maka tak ada cara lain kecuali memohon Ampun kepada Allah, kembali kepada hukum Allah, mematuhi syariat Allah dan mengembalikan hak pembuat hukum hanya kepada Allah SWT.

Dian Ambarwati, Muslimah Wonogiri

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement