Rabu 07 Aug 2019 11:02 WIB

Blackout, Akankah Kita Impor Listrik?

Pemadaman listrik dinilai sebagai rapuhnya ketahanan energi kita.

Seorang guru tengah memeriksa tugas muridnya di dalam ruang kelas yang gelap akibat padamnya aliran listrik di MTs Annajah, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Seorang guru tengah memeriksa tugas muridnya di dalam ruang kelas yang gelap akibat padamnya aliran listrik di MTs Annajah, Jalan Ciledug Raya, Jakarta, Senin (5/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, Listrik padam di Jabodetabek dan sekitarnya membuat mata terbelalak di tengah-tengah kegelapan. Maklum, listrik sudah menjadi kebutuhan pokok negeri ini.

Kebutuhan rumah tangga mulai ketersediaan air (pompa), masak nasi, hingga charger semua butuh pasokan listrik. Belum lagi kebutuhan industri.

Kerugian pun diperkirakan hingga puluhan miliar rupiah akibat pemadaman listrik beberapa jam. Pemadaman listrik dengan durasi lama dan luas jangkauannya menunjukkan negeri ini rapuh dalam ketahanan energi.

Mekanisme efektif, efisien, dan tahan banting diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan listrik ini. Jangan sampai di negeri kaya sumber daya alam ini, sampai muncul narasi impor listrik (sebagaimana impor-impor lain) yang berdampak pada independensi bangsa.

PENGIRIM: Tuti Rahmayani, Surabaya

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement