Sabtu 03 Aug 2019 22:30 WIB

UGM Terima 8.408 Mahasiswa Baru

16,5 persen dari total 8.408 mahasiswa baru UGM berasal dari program Bidik Misi

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PPSMB 2019 UGM. Mahasiswa baru mengikuti Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) 2019 UGM di  Lapangan Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Yogyakarta, Sabtu (2/8/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
PPSMB 2019 UGM. Mahasiswa baru mengikuti Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) 2019 UGM di Lapangan Grha Sabha Pramana (GSP) UGM, Yogyakarta, Sabtu (2/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima secara resmi 8.408 mahasiswa baru untuk program sarjana dan diploma IV tahun 2019/2020. Penerimaan ditandai pemasangan jaket almamater dan pin UGM.

Pemasangan dilakukan langsung Rektor UGM, Panut Mulyono, ke beberapa perwakilan mahasiswa baru. Prosesi itu dilaksanakan di Lapangan Grha Sabha Pramana UGM."Selamat datang kepada para gamada atau gadjah mada muda, selamat bergabung dalam bagian keluarga besar UGM, kami sangat bangga menerima adik-adik di universitas ini," kata Panut, Sabtu (3/8).

Baca Juga

Sebanyak 8.408 mahasiswa baru sendiri terdiri atas 7.646 mahasiswa program sarjana dan 762 mahasiswa program diploma IV atau sarjana terapan. Namun, masih ada kegiatan yang harus mahasiswa baru ikuti.

Kegiatan itu merupakan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) selama sepekan mulai 3-9 Agustus 2019. Panut menilai, mereka yang diteria jelas merupakan mahasiswa terbaik.

Terlebih, mereka sudah dipilih dari 149.864 orang yang mendaftar di UGM. Panut berharap, nantinya mereka tidak cuma belajar di UGM tapi dapat bersama-sama membangun bangsa. 

Belum lagi, mahasiswa-mahasiswa baru ini berasal dari 34 provinsi di Indonesia. Artinya, masing-masing mereka memiliki beragam budaya dan latar belakang yang diharapkan bisa saling mengisi dan melengkapi.

Untuk itu, Panut berpesan, adanya perbedaan-perbedaan itu harus bisa dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi, Panut merasa, masyarakat saat ini rentan isu-isu yang mengusik kesatuan.

"Keberagaman yang harusnya menjadi kekuatan, tapi menjadi pemicu gesekan di masyarakat," ujar Panut.

Ia menekankan, mereka harus berperan dalam menjaga eksistensi Pancasila dan pejuang untuk kepentingan bangsa. PPSMB, lanjut Panut, jadi rangkaian awal membangun integritas dan pembelajar tangguh.

"Yang mampu beradaptasi menyinergikan berbagai perbedaan, di sini kalian akan berjuang dan berinovasi tidak hanya untuk diri pribadi, tapi berkontribusi bagi masa depan Indonesia," kata Panut.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Djagal Wiseso Marseno menyampaikan, mahasiswa-mahasiswa baru program sarjana diterima melalui berbagai jalur. 

Ada SNMPTN, SBMPTN, jalur mandiri, afirmasi Kemenristekdikti, santri berpretasi Kemenag. Sedangkan, mahasiswa program diploma IV diterima melalui jalur penerimaan bibit unggul, Utul dan nilai Utul.

"Dari 8.408 mahasiswa baru yang diterima 16,5 persen merupakan mahasiswa bidikmisi dan penelusuran bibit unggul tidak mampu (PBUTM)," ujar Djagal.

Djagal mengatakan, tahun ini UGM turut menerima 23 orang mahasiswa dari Lativia, Prancis, Norwegia dan Malaysia. Mereka masuk program double degree atau program sarjana. 

Dari sisi usia, UGM menerima mahasiswa termuda berusia 15 tahun 9 bulan 11 hari atas nama Bhagas Nakshatrasakti. Bhagas diterima di Fakultas Biologi, Prodi Biologi, International Undergraduate Program.

Pembukaan PPSMB kali ini diisi orasi Ketua Wantimpres, Prof Sri Adiningsih. Sri berpesan, agar mahasiswa-mahasiswa baru UGM dapat senantiasa semangat belajar.

"Nantinya, bisa berkontribusi bagi bangsa dan negara," kata Sri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement