Kamis 01 Aug 2019 16:21 WIB

Unair Resmikan Teaching Industry Cangkang Kapsul Rumput Laut

Cangkang kapsul berbahan baku rumput laut, lebih terjamin kehalalannya

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Proses pembuatan cangkang kapsul berbahan baku rumput laut di fasilitas teaching industri Universitas Airlangga, Surabaya, Kamis (1/8).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Proses pembuatan cangkang kapsul berbahan baku rumput laut di fasilitas teaching industri Universitas Airlangga, Surabaya, Kamis (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Teaching industri cangkang kapsul berbahan baku rumput laut yang dikembangkan Lembaga Pengembangan Bisnis dan Inkubasi (LPBI) Universitas Airlangga dengan PT Inovasi Bioproduk Indonesia diresmikan pada Kamis (1/8). Peresmian tersebut dihadiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rektor Unair M. Nasih, dan Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Abdul Rochim.

Khofifah meyakini, diresmikannya teaching industri cangkang kapsul berbasis rumput laut tersebut akan mempunyai banyak keuntungan bagi masyarakat. Itu tak lain karena cangkang kapsul berbahan baku rumput laut, lebih terjamin kehalalannya, ketimbang cangkang kapsul yang menggunakan bahan baku gelatin.

"Selama ini cangkang terbuat dari gelatin yang berasal dari hewani. Jadi kehalalannya masih dipertanyakan. Sedangkan cangkang kapsul berbasis rumput laut yang diproduksi Unair ini sudah terbukti kehalalannya," kata Khofifah di sela peresmian.

Selain faktor kehalalan, lanjut Khofifah, cangkang kapsul berbahan baku rumput laut yang dikembangkan Unair, berkategori industri bersih. Sebab tidak ada bahan yang terbuang. Sisa pengolahan cangkang kapsul berbahan baku rumput laut yang tidak digunakan, nantinya akan didaur ulang.

Rektor Unair Mohammad Nasih menjelaskan, teaching industri yang baru diresmikan tersebut menghabiskan biaya sebesar Rp 4 miliar, dari dana APBN. Area pabrik yang digunakan memiliki luas 559 meter persegi. Menurut Nasih, keunggulan cangkang kapsul berbahan baku rumput laut selain terjamin kehalalannya, juga harganya sangat bersaing .

Nasih menuturkan, bahan baku rumput laut yang digunakan, didatangkan dari Probolinggo. Unair juga sedang mengembangkan marine station di Banyuwangi untuk kemudian bisa menghasilkan rumput laut. Sehingga dari hulu dan hilir bisa diproduksi sendiri

Hadirnya teaching industri cangkang kapsul berbasis rumput laut itu, kata Nasih, membuktikan bahwa perguruan tinggi di Indonesia bisa membuat suatu produk yang mampu bersaing dengan produk asing. Kuncinya, kata dia, pemerintah bisa lebih memberi kepercayaan kepada perguruan tinggi untuk mengembangkan inovasi-inovasinya.

"Intinya kalau kita dipercaya, diberikan sedikit modal, kita bisa membuat ini dan tak perlu impor," kata dia.

Terkait cangkang kapsul berbahan baku rumput laut yang dikembangkan, Unair telah menjalin kerja sama dengan berbabagi industri farmasi di Indonesia. Di antaranya dengan Kapsulindo dan Kimia Farma. "Kami tingkatkan MoU dari kemitraan ke penggunaan. Dunia farmasi terus kita dorong. Sehingga tiga juta butir cangkang kapsul yang kita produksi per harinya bisa terserap," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement