Rabu 31 Jul 2019 16:16 WIB

Tauhid Lafaz Terbaik yang Seakan Dianggap ancaman

Sikap cepat tanggap seolah mengindikasikan bendera tauhid sebagai sebuah ancaman

Peserta menerbangkan bendera tauhid
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Peserta menerbangkan bendera tauhid

Viral beberapa hari yang lalu di media sosial beredar foto siswa-siswi MAN 1 Sukabumi mengibarkan bendera tauhid di sekolah. Berita ini sontak menjadi kontroversi di jagad dunia maya.

Pasalnya terkait pemberitaan ini, Menteri Agama langsung melakukan investigasi. Karena pengibaran bendera tauhid ini dianggap identik dengan organisasi yang terlarang (21/7).

Baca Juga

Sikap cepat tanggap yang ditunjukkan oleh Menteri Agama ini seolah mengindikasikan bahwa bendera tauhid dianggap sebagai sebuah ancaman. Hingga memunculkan statement bahwa bendera tauhid adalah salah satu bendera ormas Islam yang sudah dibubarkan. Hal ini menunjukkan sikap ketakutan yang tidak mendasar. Padahal kita tahu bahwa kalimat tauhid adalah dasar dari keimanan seseorang.

Mengapa simbol Islam kini ditakuti oleh orang Islam sendiri? Bukankah tauhid merupakan lafadz terbaik, dengannya manusia dihidupkan, dan dengannya pula manusia ingin dimatikan. Namun, ketika ada pemuda yang dengan bangga menjunjung tinggi kalimat tauhid dicurigai dan distigmatisasi.

Sungguh lucu ketika ada bendera pelangi berkibar, malah justru diapresiasi. LGBT merajalela, tapi dibela atas nama hak asasi manusia. Kasus korupsi yang seharusnya diusut tuntas, nyatanya malah diberi kebebasan bernafas.

Islamofobia yang senantiasa dihembuskan oleh Barat begitu menjauhkan umat Islam dari agamanya hingga alergi dengan simbol-simbol Islam. Kini masyarakat harus cerdas dalam memahami fakta yang terjadi, jangan sampai akibat salah memahami justru akan memecah belah Islam.

Karena itu, bendera tauhid merupakan salah satu simbol pemersatu umat Islam. Sejarah mencatat hingga berabad-abad dua pertiga dunia di bawah naungan kalimat "Laa ilaaha illallah Muhammadur rasulullah." 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement