Ahad 28 Jul 2019 01:25 WIB

Hari Anak Nasional dalam Keluarga Ideal

Kualitas anak-anak akan menentukan Indonesia menjadi bangsa yang kuat atau lemah

Sejumlah santri belajar hafalan Alquran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (10/5/2019).
Foto: Antara/Ampelsa
Sejumlah santri belajar hafalan Alquran di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Jumat (10/5/2019).

Anak adalah permata dan buah hati orang tua. Sesuai fitrah manusia, orang tua menjadikan anak sebagai pengobat rindu, sebagai tumpuan masa depan dan sebagai generasi penerusnya. Tidak heran mengapa harapan terhadap kebaikan anak, menjadi cita-cita yang besar dari orang tua.

Di Indonesia, keberadaan anak diapresiasi dengan besar oleh pemerintah. Setiap tahunnya diperingati hari anak nasional. Seperti tahun ini yang juga diadakan peringatan hari anak nasional. Hari Anak Nasional 2019. Hari Anak Nasional diperingati pada 23 Juli setiap tahun. 

Baca Juga

Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Lenny N Rosalin mengatakan tema Hari Anak Nasional 2019 adalah "Peran Keluarga dalam Pelindungan Anak" dengan slogan "Kita Anak Indonesia, Kita Gembira". Lenny mengatakan Puncak Peringatan Hari Anak Nasional 2019 akan dilaksanakan di Lapangan Karebosi, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Selasa (23/7).

Sekretaris Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan tema Hari Anak Nasional 2019 untuk mengingatkan bangsa Indonesia bahwa kualitas pengasuhan dan keluarga sangat penting dalam upaya-upaya pelindungan anak.  

Menurut Pribudiarta, anak adalah harapan dan investasi bangsa Indonesia di masa depan. Kualitas anak-anak akan menentukan Indonesia menjadi bangsa yang kuat atau lemah (Republika.co.id).

Sayang seribu sayang, kondisi anak-anak di Indonesia sangat jauh dari yang diharapkan. Maraknya kasus pedofila, banyaknya anak putus sekolah, meningkatnya anak-anak jalanan, banyaknya anak-anak masuk dalam jerat maksiat, termasuk kekerasan terhadap anak-anak, justru menjadi bukti kegagalan uapaya pemerintah melakukan perbaikan.

Layaknya perbaikan, mustinya dilakukan secara totalitas. Sendi-sendi kehidupan yang menjadi penyebab munculnya berbagai persoalan, harusnya diselesaikan dengan tuntas.

Ambil contoh saja, tema "Peran Keluarga dalam Pelindungan Anak" pada peringatan tahun ini. Sejatinya keluarga merupakan bagian inti dari pendidikan dan penjagaan anak. Namun peran ini juga tergerus oleh kondisi sistem yang membuat peran dan fungsi keluarga musnah.

Keluarga sebagai penjaga anak, terkoyak juga dengan lingkungan yang tidak baik. Misalkan saja pergaulan. Di dalam rumah diajarkan pergaulan dengan adab dan sendi aqidah (misal terpisahnya laki-laki dan perempuan), di luar rumah, lingkungan mengajarkan pergaulan bebas. Pacaran glhingga seks bebas. Mereka belajar dari gadget maupun film-film yang diputar di bioskop maupun di di media lain yang sifatnya tidak mendidik, tapi malah menjerumuskan ke arah seks bebas.

Sisi lain, kebebasan berperilaku ini dilindungi oleh negara. Ini menjadikan dilema tersendiri bagi keluarga yang hendak membangun benteng pertahanan, dalam rangka menjaga keutuhan keluarganya dan ketaatan terhadap aturan Allah. Pasalnya, ajaran Islam dianggap tidak sesuai dengan kehidupan sekarang. Jadilah, keluarga sulit mewujudkan peran dan fungsinya secara utuh.

Harusnya, ada sinergi dari individu, keluarga dan negara yang memiliki visi dan misi mewujudkan kehidupan anak-anak yang kondisional, sebagai generasi penerus yang cemerlang. Adanya aktivitas negara yang memiliki perlindungan terhadap anak, harus totalitas menerapkan sistem yang sempurna dari Sang Maha Sempurna.

Bukan sistem buatan manusia dengan seperangkat aturan  pemecahan problematika umat menggunakan teroris tambal sulam. Sudah saatnya, manusia menyadari kelemahannya dan kembali kepada aturan Rabbnya.

Wallahu alam bisawab

Pengirim: Sunarti, pengusaha alat kesehatan, Kabupaten Ngawi

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement