Rabu 24 Jul 2019 19:50 WIB

Muslih dan Sholih

Sepaket ajaran Rasulullah dalam diri muslim adalah muslih dan sholih

Berdoa/Ilustrasi
Foto: Republika/Wihdan
Berdoa/Ilustrasi

Dalam segala sesuatu, selalu ada dua sifat yang mengiringinya. Itu terjadi dalam setiap profesi manusia, misalnya pebisnis, sifat yang mengiringinya ada dua yaitu sungguh-sungguh dan yang main-main. Sama halnya dengan menjadi muslim, ada yang menjadi muslim sungguh-sungguh dan ada yang menjadi muslim main-main.

Syaiton itu ternyata menggoda kita dalam 6 perkara untuk menyesatkan manusia, diantaranya; 

1. Syaiton menjebak kita dalam kesyirikan dan kekafiran 

2. Syaiton menjebak dan menyibukan kita dengan perkara yang tidak di contohkan Rosul

3. menjebak dengan dosa besar yang dianggap biasa. Misalnya, zina diganti jadi hubungan pra nikah, riba diganti jadi bunga. 

4. Syaiton menyibukan kita dengan dosa-dosa kecil. Ketika kita meremehkan dosa kecil, ia akan menumpuk menjadi dosa besar. Seperti kita mengumpulkan ranting untuk api unggun, semakin banyak rantingnya semakin besar nyala apinya. 

5. Syaiton menyibukan kita dengan perkara mubah yang berlebihan. Misalnya berlebihan dalam makan, berlebihan dalam komunikasi, sampai kita tidak punya waktu karena selalu sibuk dengan perkara berlebihan tersebut. 

6. Terakhir, yang membuat kita merinding dan merasa ngeri yaitu ketika syaiton menyibukan dengan perkara yang kecil dan melupakan perkara yang besar. Ternyata syaiton itu tidak menggoda kita dengan zina, mencuri, korupsi, khamr. Ternyata syaiton menjebak kita dengan halus. Kita disibukan dengan perkara kecil yang membuat kita luput dari perkara besar. 

Dzikir ibadah ,sholat ibadah, tetapi ketika daerah kita dikuasai penjajah, pada saat itu tidak ada amalan terbesar kecuali mengusir penjajah. Maka hari ini ketika sudah faham kita hidup dimana kedzoliman menimpa kaum muslimin di Suriah, Palestina, Rohingya, Uyghur dan lainnya, bahkan muslim menjadi korban kristenisasi.

Maka apa yg bisa kita lakukan di zaman seperti ini? Kita dituntut untuk menjadi pribadi yang muslih bukan hanya sekedar sholih. Apa perbedaannya antara muslih dan sholih? 

Sholih adalah orang yang senantiasa sholat, puasa, berdzikir, menghafal Al quran, dan lain-lain tetapi karakter agama ini tidak pernah Rosul ajarkan untuk hanya sekedar sholih tapi harus sepaket dengan muslih. 

Apa itu muslih? Ia adalah orang yang sholih dan berkomitmen untuk berkontribusi membantu agama Allah sesuai kemampuan. Jikalau nabi hanya mengajarkan sholih kepada para sahabatnya mungkin kita tidak akan merasakan manisnya islam karena para sahabat tidak peduli dengan penyebaran islam. Tapi nabi didik mereka menjadi muslih yang berkontribusi untuk agama islam sesuai dengan kemampuan mereka. Karena mereka tau agama ini butuh yang muslih bukan hanya sholih. 

Sesungguhnya agama ini membutuhkan orang yang muslih bukan hanya sholih agar membantu tegaknya agama Allah dan berjaya di muka bumi ini. Kalau hanya sholih, saat Belanda menjajah kita pun tidak pernah takut dengan orang yang sholih. 

Jadikanlah keluarga kita, anak, istri, suami, orang tua menjadi pribadi yang muslih yang bisa berkontribusi karena Allah. Allah lebih mencintai orang muslih daripada orang yang hanya sekedar sholih. Bahkan orang yang sholih belum tentu selamat dari azab 

Dan ini pernah terjadi ketika Allah memerintahkan malaikat untuk menghancurkan sebuah kota dan malaikat kembali lagi kepada Allah dan berkata, “Ya Allah, aku tidak bisa menghancurkan kota itu karena ada seorang hamba yang sedang khusuk beribadah kepadaMu”. Allah menjawab “Hancurkanlah kota itu dimulai dengan siksalah orang yang sedang khusuk beribadah itu, karena wajahnya tidak berubah merah ketika kemungkaran dan kedzoliman terjadi di sekitarnya. Dan dia tidak pernah berusaha memadamkan kemungkaran itu“. Malaikat pun menghancurkan kota itu dimulai dari orang sholih tersebut. 

Jadilah muslim yang sungguh-sungguh yang bisa menjadi muslih bukan hanya sholih sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. 

Wallahu’alam bishowab

Pengirim: Citra Dewi Anita, Owner Sweet Shaley Cookies 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement